MeneladaniPerjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah A. Memahami Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW. di Madinah 1. Faktor Pendorong Rasulullah saw. Hijrah ke Madinah a. Pada tahun 621 M, datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah saw. di Bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam. Pemboikotan tersebut mencakup hal-hal berikut: March 18, 2023 2 min read Perjuangan Dakwah Rasulullah Di Madinah – Keteladanan sikap Rasulullah saw terhadap kesempurnaan akhlak manusia merupakan rahmat bagi seluruh alam untuk membangun manusia mulia dan pekerja dakwah secara diam-diam Dakwah di muka umum Memiliki semangat yang kuat Ketahanan dan kesabaran Akhlak mulia yang bijak Taqwa yang teguh kepada Allah. Gambaran masyarakat Mekah sebelum masuknya Islam Masyarakatnya mengalami degradasi moral yang luar biasa, seperti musyrik, perampokan, pembunuhan, mabuk-mabukan dan perzinahan. Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. Ada pribadi yang berakhlak mulia dan unggul, jujur, beriman, berani, santun, dermawan, pemaaf, rendah hati, sederhana dan lain-lain. Perjuangan Dakwah Rasulullah Di Madinah Berkhotbah secara rahasia Nabi saw. Pemberitaan rahasia kepada teman dekat dan keluarga. Maka yang pertama masuk Islam adalah 1. Siti Khadijah 2. Ali Bin Abi Thalib 3. Abu Bakar 4. Zaid bin Haritsah 5. Bilal bin Rabah Dakwah di tempat terbuka Setelah berdakwah sembunyi-sembunyi, Nabi kembali gelisah. Dua setengah tahun telah berlalu dan tidak ada wahyu lebih lanjut yang muncul. Maka pada saat itu Jibril datang membawa wahyu QS. Al-Mudasir ayat 1-7 Tantangan yang dihadapi Nabi dan para sahabatnya Para pemuka Quraisy bersatu menentang dakwah Nabi, mulai mengintimidasi dan menyiksa para pengikut Nabi. Sementara itu, Nabi dan para sahabat melanjutkan dakwah hingga masuknya dua orang Quraisy, Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab. Teguh jiwa, sabar, sikap bijaksana, teguh, berakhlak mulia dan tawakal kepada Allah. Dakwah Rasulullah Saw Periode Mekkah Tuhan berfirman untuk membangun orang-orang yang mulia dan berguna “… Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di hadapan Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Bersaksi.” QS. 13 Dalil-dalil di atas menunjukkan sifat keadilan Tuhan, yaitu semua manusia sama di hadapan Tuhan, dan taqwa berarti manusia dimuliakan oleh Tuhan. Untuk memuliakan Tuhan, yang utama adalah kita harus menaati Tuhan dan utusan-Nya. Tn. “Taatilah Allah dan Rasul Muhammad agar Dia memberimu rahmat.” QS. Ali Imran/3 132 Menyempurnakan akhlak manusia Sejarah telah mencatat bahwa masyarakat Mekah pada khususnya dan bangsa Arab pada umumnya disebut sebagai masyarakat “jahil” sebelum Islam. Kata “ketidaktahuan” berarti bodoh, gelap dan salah. Berangkat dari keadaan masyarakat Arab, Allah mengutus Nabi untuk memberikan terang dan terang bagi kehidupan manusia. Rasulullah saw. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” HR. Muslim Sebagai rahmat bagi seluruh dunia misi yang diutus oleh Nabi Muhammad SAW. Ternyata menjadi berkah bukan hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi alam semesta itu sendiri. Ajaran Nabi Muhammad saw. bersifat universal dan mencakup semua aspek kehidupan. Al-Quran adalah pedoman hidup yang menjelaskan, memahami, membimbing dan menjelaskan segala sesuatu yang dihadapi manusia. Status Madinah Sebelum kedatangan Nabi, Madinah disebut Yatsrib. Kondisi tanah di Madinah subur dan penduduknya memiliki usaha pertanian, perdagangan dan peternakan. Selalu ada dua suku Arab yang bermusuhan, Aus dan Khazraj. Hijrah Nabi Muhammad. Ke Madinah Kisah Hijrah Nabi dimulai dengan peristiwa Bai’at Aqaba I dan Bai’at Aqaba II, ketika ia dan Abu Bakar tinggal di gua Hira selama tiga hari selama proses Hijrahnya. Kemudian, dalam perjalanan ke Madinah, ia membangun sebuah masjid bernama Masjid Quba, yang merupakan masa Hijrahnya Nabi Muhammad. Perpindahan ke Madinah secara fisik ditandai dengan dibangunnya Masjid Nabawi Melalui sistem sosial ekonomi pendapatan utama pemerintahan nabi. yaitu penghasilan primer yaitu zakat dan penghasilan tambahan yaitu tebusan tawanan perang, harta, rampasan perang, harta wakaf, zakat fitrah, sedekah dan denda haji. MELALUI KEGIATAN PERDAGANGAN Prinsip ajaran Islam tentang perdagangan adalah memberikan kemudahan, melarang ihtikhar, melarang penggunaan riba, cinta kasih, dan menahan diri dari jual beli kekerasan. “Meniru perjuangan Rasulullah saw. Perencanaan yang matang, kerjasama yang baik, kejujuran yang tulus, pengorbanan yang besar, persaudaraan dan kebanggaan sebagai seorang muslim. Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah Saw Di Mekkah Untuk mengoperasikan situs web ini, kami merekam dan membagikan data pengguna dengan pemroses. Untuk menggunakan situs web ini, Anda harus menyetujui kebijakan privasi kami, termasuk kebijakan cookie kami. Sejarah dakwah rasulullah di madinah, substansi dakwah rasulullah di madinah, makalah dakwah rasulullah di madinah, dakwah rasulullah di madinah, makalah meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah, strategi dakwah rasulullah di madinah, dakwah rasulullah periode madinah, metode dakwah rasulullah di madinah, rangkuman dakwah rasulullah di madinah, perjuangan dakwah rasulullah, tujuan dakwah rasulullah di madinah, dakwah rasulullah di mekah
Dakwahyang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Madinah memperoleh
Ilustrasi artikel strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah. Foto SAW telah menempuh semua jalan untuk menyampaikan risalah Allah SWT kepada umat Islam. Dalam menyampaikan wahyu-Nya, Rasulullah menggunakan berbagai macam strategi antaranya, mulai dari berdakwah dengan sembunyi-sembunyi, dakwah secara terang-terangan, melakukan perjalanan hijrah ke Madinah, mendatangi tempat-tempat, hingga mengirim utusan untuk mewakili dari buku Parents Power karya Saiful Falah, latar belakang hijrahnya Rasulullah ke Madinah karena misi kerasulannya mendapat perlawanan yang keji dari penduduk hijrah Rasulullah ke Madinah diawali ketika suku Aus dan Khazraj datang ke Mekah untuk melakukan ibadah haji. Mereka mengajak Rasulullah agar hijrah ke Madinah dan berjanji membela dan mempertahankan Rasulullah beserta pengikutnya. Saking istimewanya perlakuan tersebut, Rasulullah pun sepakat untuk melanjutkan dakwah di Rasullullah dari Mekah ke Madinah menjadi babak baru dalam sejarah perkembangan Islam. Dalam prosesnya, Rasulullah melanjutkan dakwah di Madinah menggunakan strategi baru. Pola dakwah Rasulullah ini berjalan kurang lebih selama 10 dakwah Rasulullah selama kurun waktu tersebut mengikuti pola masyarakat Madinah. Lantas seperti apa gambaran penduduk Madinah pada zaman Rasulullah? Simak penjelasan berikut Penduduk Madinah pada Zaman RasulullahIlustrasi hijrah ke Madinah untuk berdakwah. Foto pexelsMengutip dari buku Pendidikan Agama Islam karya Bachrul Ilmy, sebelum kelahiran Nabi Muhammad, Kota Madinah bernama Yatsrib. Kota ini terletak di sebelah utara Mekah dan memiliki tanah yang subur sehingga cocok dijadikan lahan pertanian dan Madinah didominasi oleh masyarakat yang bermigrasi dari luar Madinah. Bahkan jumlah pendatang yang bermukim lebih banyak dari penduduk aslinya. Mereka terdiri atas dua kelompok besar, yakni Arab dan sejarahnya, kedua bangsa pendatang ini saling bersaing dan berebut pengaruh kekuasaan di Madinah. Keduanya juga saling mengancam akan memerangi dan saling kedua kelompok itu, bangsa Arab lebih mudah menerima kehadiran Islam dan menjadi pengikut setia Rasulullah. Sementara, bangsa Yahudi dikenal sebagai kelompok yang sombong dan merasa sebagai bangsa pilihan dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas X yang disusun oleh Abu Achmadi dan Sungarso, faktor yang menyebabkan bangsa Arab Madinah mudah menerima agama Islam adalah penduduknya telah lebih dahulu memahami sering mendengar tentang nama Allah, wahyu, alam kubur, hari kebangkitan, dan surga serta neraka, dibanding penduduk Mekah yang masih menyembah berhala. Faktor lainnya, penduduk Madinah memerlukan seorang pemimpin yang mampu mempersatukan suku-suku yang saling Rasulullah berhasil menjadikan Madinah sebagai bagian kekuasaan Islam, perjuangan beliau tidaklah semulus seperti yang dibayangkan. Ujian dakwah Rasulullah diwarnai dengan berbagai fitnah, ketidaksukaan Yahudi, kebencian orang munafik, hingga permusuhan kaum jarang, gesekan tersebut berujung pada perang dengan skala yang beragam. Meskipun begitu, Rasulullah mampu mengatasi ujian itu dengan Rasulullah menaklukan Madinah sebagai basis kekuasaan Islam, tak lain berkat strategi dan substansi dakwah Rasulullah bersama para sahabatnya. Lalu bagaimana strategi dakwah Rasulullah di Madinah? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan Dakwah Rasulullah di MadinahIlustrasi hijrahnya nabi ke Madinah. Foto hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah, perkembangan Islam mengalami kemajuan pesat. Adapun strategi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saat di Madinah adalah sebagai berikutMeletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakatMengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Kelas X SMA/MA/SMK, sesampainya di Madinah, Rasulullah meletakkan dasar kehidupan bermasyarakat dengan membangun masjid sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatukan kaum Muslim, dan sebagai pusat Muhammad mempertemukan Kaum Anshar dan Kaum Muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan begitu, Rasulullah telah membangun sebuah ikatan persaudaraan bukan semata-mata karena hubungan darah, melainkan karena ikatan kesejahteraan umumRasulullah selalu menganjurkan ke para pengikutnya untuk bekerja dengan tekun dalam meningkatkan taraf hidup agar lebih sejahtera. Di bidang sosial, beliau mewajibkan orang-orang kaya agar mengeluarkan zakat untuk fakir miskin. Tujuannya tak lain agar sesama kaum muslim gemar untuk tolong sistem pendidikan dan dakwahDalam melaksanakan syiarnya, Islam membutuhkan orang-orang yang pandai. Maka dari itu, Rasulullah sangat memperhatikan masalah pendidikan. Beliau membangun beberapa pusat pendidikan seperti majelis ilmu, pondok ta’lim, dan dasar-dasar kepemimpinan dan hukumKonsep kepemimpinan yang diajarkan Rasulullah adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan mampu bertanggung jawab. Salah satu dasar kepemimpinan yang diterapkan Rasulullah adalah kepimpinan salat. Rasulullah berpendapat bahwa seseorang yang layak menjadi imam salat adalah dia yang paling menguasai Al-Qur'an dan juga membuat dasar-dasar hukum untuk menindak kejahatan maupun kasus-kasus perdata seperti sengketa tanah dan utang piutang. Tujuannya tak lain agar kehidupan di Madinah aman dan kekuatan dengan membangun kekuatan politikRasulullah mempersatukan golongan Yahudi dari Bani Qoinuqo, Bani Nadhir, dan Bani Quraidah. Terhadap golongan Yahudi, Nabi Muhammad membentuk suatu perjanjian yang melindungi hak-hak asasi manusia yang dikenal dengan nama Piagam Madinah. Adapun inti dari Piagam Madinah adalah sebagai berikutKaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama seperti kaum Yahudi tetap dengan agama Yahudi mereka. Demikian pula dengan kaum Kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Yahudi dan Muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menghadapi Yahudi dan Muslimin harus senantiasa berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak penduduk Madinah dijamin keselamatannya kecuali bagi yang berbuat strategi dakwah tersebut, dalam waktu singkat seluruh Jazirah Arab menjadi basis kekuasaan Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah berhasil dalam menyebarkan syiar Islam untuk penduduk strategi Rasulullah dalam meletakkan dasar-dasar kehidupan masyarakat?Bagaimana cara Rasulullah meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat Madinah?Berapa lama masa dakwah Rasulullah SAW di Madinah?

A Memahami Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad saw. 1. Hijrah, Tiik Awal Dakwah Rasulullah saw. di Madinah Wafatnya istri tercinta Sii Khadijah dan Pamannya Abu °alib, yang selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kair Quraisy, beban Rasulullah saw. dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin berat. Di sisi

Daftar IsiHijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW di MadinahHal yang Dilakukan Rasulullah di MadinahStrategi Dakwah Rasulullah di Madinah Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW di Madinah Disebabkan beberapa faktor dan fakta yang ada, akhirnya Rasulullah dan para sahabatnya melakukan Hijrah ke hijrah setelah 13 tahun berdakwah di hijrah Rasulullah ke Madinah adalah untuk lebih menggaungkan dakwah dan mendirikan Negara Islam disana. Hal yang Dilakukan Rasulullah di Madinah Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum MuhajirinMembentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran IslamMengajarkan Pendidikan Politi, Ekonomi, dan Sosial Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah Meletakkan Dasar-Dasar Kehidupan BermasyarakatMelakukan Peperangan untuk Memperluas DakwahSurat Nabi Muhammad SAW kepada Para RajaPenakluan Mekah MateriMeneladani Perjuangan Dakwah Rasullah Saw di Madinah (PAI Kelas 10) - Mata Pendidikan Meneladani Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah - GoGetolGan Makalah Dakwah Rasulullah di Madinah - RPP 1 LEMBAR Bab 9 dakwah di madinah MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - ppt download KATA PENGANTARPuji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah PAI yang berjudul Makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini dapat bermanfaat bagi kita Mei 2023PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahBAB II PEMBAHASANA. Memahami Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW1. Hijrah Rasulullah SAW di Madinah2. Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW di MadinahB. Substansi Dakwah Nabi SAW di Madinah1. Membina Persaudaraan antara Kaum Ansar dan Kaum Muhajirin2. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran IslamC. Strategi Dakwah Nabi SAW di Madinah1. Meletakkan Dasar-dasar Kehidupan Bermasyarakat2. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Para Raja3. Penaklukan MekahBAB III PENUTUPA. KesimpulanB. SaranDAFTAR PUSTAKADownload Contoh Makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di IPENDAHULUANA. Latar BelakangLingkungan yang baik semestinya menjadi tempat ideal bagi kaum muslimin untuk dijadikan tempat tinggal. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pribadi dan perilaku seseorang. Orang yang tinggal di lingkungan yang baik akan memiliki karakter dan pribadi yang baik pula. Sementara orang yang hidup dan tinggal di lingkungan yang buruk, maka lambat atau cepat akan terpengaruh perilaku buruk dari lingkungannya. Orang yang baik adalah orang yang berada di lingkungan yang buruk, namun dia tidak begitu saja akan terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Bahkan lebih dari itu, ia akan berupaya mengubah lingkungan buruk tersebut menjadi lingkungan yang halnya dengan Rasulullah SAW, Ia hidup dan tinggal di dalam lingkungan yang saat itu jauh dari peradaban. Lingkungan yang oleh para sejarawan disebut dengan lingkungan jahiliah. Ia lahir di tengah-tengah masyarakat yang sangat jauh dari nilai-nilai kesusilaan. Mabuk-mabukan, merampok, memperkosa, membunuh, berzina, dan bahkan mereka menyembah benda yang sama sekali tidak memberikan kebaikan buat mereka sendiri, yaitu berhala. Namun demikian, lingkungan yang buruk tersebut sama sekali tidak menjadikan Nabi Muhammad SAW terpengaruh karenanya. Ia bahkan menjadi orang yang sangat membenci perilaku jahiliah lingkungannya tersebut. Bahkan, tidak hanya membencinya, Nabi Muhammad SAW pun, berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat jahiliah agar meninggalkan perbuatan-perbuatan jahil Rasulullah SAW dalam membina lingkungannya, mestilah menjadi perhatian kaum muslimin sebagai umatnya. Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana sikap yang harus ditunjukkan oleh orang-orang yang beriman agar ia tidak ikut terbawa arus negatif lingkungan sekitarnya. Ia bahkan diwajibkan menjadi bagian perubahan positif bagi lingkungan sekelilingnya. Tentu saja hal tersebut memerlukan usaha-usaha cerdas agar mencapai hasil yang Rasulullah SAW ke Madinah sesungguhnya adalah upaya cerdas beliau dalam membangun kekuatan dakwah yang lebih baik. Kekuatan dan strategi yang beliau bangun atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. mampu mengubah keadaan Mekah menjadi masyarakat yang hidup dalam kedamaian dan rahmat Allah Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikutBagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW di Madinah?Bagaimana substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah?Bagaimana strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah?BAB II PEMBAHASANA. Memahami Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW1. Hijrah Rasulullah SAW di MadinahWafatnya istri tercinta Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib, yang selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kafir Quraisy, beban Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin berat. Di sisi lain, kesediaan penduduk Madinah Yașrib memikul tanggung jawab bagi keselamatan Rasulullah SAW merupakan tanda yang jelas bagi kelanjutan dakwah Rasulullah SAW. Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah SAW hijrah ke Madinah antara lain sebagai tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah SAW di bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah yang terdiri atas suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah SAW dan mengajak beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Rasulullah SAW dan pengikutnya serta melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan istri lain yang mendorong Rasulullah SAW untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya Bani Hasyim dan Bani Mutolib. Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy mencakup hal-hal setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang keras bergaul dengan kaum Nabi Muhammad SAW harus didukung dalam keadaan bagaimana Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW di MadinahPemboikotan tersebut tertulis di atas kertas sahifah atau plakat yang digantungkan di dinding Ka’bah dan tidak akan dicabut sebelum Nabi Muhammad SAW menghentikan dakwahnya. Teks perjanjian tersebut disahkan oleh semua pemuka Quraisy dan diberlakukan dengan sangat ketat. Blokade tersebut berlangsung selama tiga tahun dan sangat dirasakan dampaknya oleh kaum Muslimin. Kaum Muslimin merasakan derita dan kepedihan atas blokade ekonomi tersebut. Namun, semua itu tidak menyurutkan kaum muslimin untuk tetap bertahan dan membela Rasulullah melalui pemikiran yang mendalam disertai perintah langsung dari Allah SWT. untuk berhijrah ke Madinah, disusunlah rencana Rasulullah SAW dan seluruh kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah dilakukan dengan perencanaan yang sangat matang. Kaum muslimin diperintahkan terlebih dahulu untuk menuju Madinah tanpa membawa harta benda yang selama ini menjadi milik mereka. Sementara Rasulullah SAW dan beberapa sahabat merupakan orang terakhir yang hijrah ke Madinah. Hal itu dilakukan mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan kaum kafir Substansi Dakwah Nabi SAW di Madinah1. Membina Persaudaraan antara Kaum Ansar dan Kaum MuhajirinKehadiran Rasulullah SAW dan Kaum Muhajirin sebutan bagi pengikut Rasulullah SAW yang hijrah dari Mekah ke Madinah mendapat sambutan hangat dari penduduk Madinah Kaum Ansar. Mereka memperlakukan Nabi Muhammad SAW dan para Muhajirin seperti saudara mereka sendiri. Mereka menyambut Rasulullah SAW dengan kaum Muhajirin dengan penuh rasa hormat selayaknya seorang tuan rumah menyambut tamunya. Bahkan, mereka mengumandangkan syair yang begitu menyentuh kalbu. Bunyi syair yang mereka kumandangkan adalah seperti berikut.“Telah muncul bulan purnama dari Șaniyatil Wadai’, kami wajib bersyukur selama ada yang menyeru kepada Tuhan, Wahai yang diutus kepada kami. Engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati.”Sejak itulah, Kota Ya¡rib diganti namanya oleh Rasulullah SAW dengan sebutan “Madinatul Munawwarah”.Strategi Nabi mempersaudarakan Muhajirin dan Ansar untuk mengikat setiap pengikut Islam yang terdiri atas berbagai macam suku dan kabilah ke dalam suatu ikatan masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam. Rasulullah SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah Ibnu Zuhair Ja’far, Abi Ţalib dengan Mu’az bin Jabal, Umar bin Khaţţab dengan Ibnu bin Malik dan Ali bin Abi Ţalib dipilih untuk menjadi saudara beliau sendiri. Selanjutnya, setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan kaum Ansar dan persaudaraan itu dianggap seperti saudara kandung sendiri. Kaum Muhajirin dalam penghidupan ada yang mencari nafkah dengan berdagang dan ada pula yang bertani mengerjakan lahan milik kaum kaum Muhajirin menetap di Madinah, Nabi Muhammad SAW mulai mengatur strategi untuk membentuk masyarakat Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan intimidasi. Pertalian hubungan kekeluargaan antara penduduk Madinah kaum Ansar dan kaum Muhajirin dipererat dengan mengadakan perjanjian untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non-muslim. Nabi Muhammad SAW juga mulai menyusun strategi ekonomi, sosial, serta dasar-dasar pemerintahan Muhajirin adalah kaum yang sabar. Meskipun banyak rintangan dan hambatan dalam kehidupan yang menyebabkan kesulitan ekonomi, namun mereka selalu sabar dan tabah dalam menghadapinya dan tidak berputus asa. Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan suasana agar nyaman dan tenteram di Kota Madinah, dibuatlah perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjiannya ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan tiap-tiap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya. Isi perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad SAW dengan kaum Yahudi sebagai Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang memerangi Yahudi memikul tanggung jawab belanja mereka sendiri dan sebaliknya kaum muslimin juga memikul belanja mereka Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihati dan tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian terjadi perselisihan di antara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawatirkan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, urusan itu hendaklah diserahkan kepada Allah SWT. dan saja yang tinggal di dalam ataupun di luar Kota Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah SWT. menjadi pelindung bagi orang-orang yang baik dan Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islama. Kebebasan BeragamaTujuan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah memberikan ketenangan kepada penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum Muslimin, Yahudi, dan Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW memberikan jaminan kebebasan beragama kepada Yahudi dan Nasrani yang meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah sesuai dengan agamanya, dan kebebasan mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan yang memberikan jaminan dalam mencapai kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang integral dan kebebasan berarti memperkuat kebatilan dan menyebarkan kegelapan yang pada akhirnya akan mengikis habis cahaya kebenaran yang ada dalam hati nurani manusia. Cahaya kebenaran yang menghubungkan manusia dengan alam semesta sampai akhir zaman, yaitu hubungan rasa kasih sayang dan persatuan, bukan rasa kebencian dan Azan, Salat, Zakat, dan PuasaKetika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, bila waktu salat tiba, orang-orang berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan trompet, seperti Yahudi, tetapi Nabi tidak menyukainya; lalu ada yang mengusulkan menabuh genta, seperti Nasrani. Menurut satu sumber atas usul Umar bin Khaţţab dan kaum muslimin serta menurut sumber lain berdasarkan perintah Allah SWT. melalui wahyu, panggilan salat dilakukan dengan azan. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid bin Sa’labah untuk membacakan lafaz azan kepada Bilal dan menyerukannya manakala waktu salat tiba karena Bilal memiliki suara yang salat yang diterima pada saat mi’raj, menjelang berakhirnya periode Mekah terus dimantapkan kepada para pengikut Nabi Muhammad SAW Sementara itu, puasa yang telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya, kini telah pula diwajibkan setiap bulan Ramadhan. Demikian pula halnya dengan zakat. Bahkan, setelah kekuasaan Islam berkembang ke seluruh jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW mengutus pasukannya ke negeri di luar Madinah untuk memungut Prinsip-prinsip KemanusiaanPada tahun ke-10 H 631 M Nabi Muhammad SAW melaksanakan haji wada’ haji terakhir. Dalam kesempatan ini, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbah yang sangat bersejarah. Ketika matahari telah tergelincir, dengan menunggang untanya yang bernama al-Qaswa’, Nabi Muhammad SAW berangkat dan tiba di lembah yang berada di Uranah. Di tempat ini, dari atas untanya Nabi Muhammad SAW memanggil orang-orang dan diulang-ulang panggilan itu oleh Rabi’ah bin Umayyah bin berucap syukur dan puji kepada Allah SWT., Nabi Muhammad SAW menyampaikan pidatonya. Khotbah Nabi SAW itu antara lain berisi larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak dan larangan mengambil harta orang lain dengan batil karena nyawa dan harta benda adalah suci; larangan riba dan larangan menganiaya; perintah untuk memperlakukan para istri dengan baik dan lemah lembut dan perintah menjauhi dosa; semua pertengkaran antara mereka di zaman jahiliah harus saling dimaafkan; balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana berlaku dalam zaman jahiliah tidak lagi dibenarkan; persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan; hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, mereka makan seperti apa yang dimakan tuannya dan berpakaian seperti apa yang dipakai tuannya; dan yang terpenting adalah umat Islam harus selalu berpegang kepada al-Qur’ān dan Yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, menyimpulkan isi khotbah Nabi tersebut dengan menyatakan bahwa khotbah Nabi Muhammad SAW berisi prinsip-prinsip kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan, dan Mengajarkan Pendidikan Politik, Ekonomi, dan SosialDalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah, Michael H. Hart yang menempatkan Rasulullah SAW Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama menyatakan bahwa beliau adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam hal keagamaan maupun keduniaan. Dalam urusan politik Rasulullah SAW menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Hingga saat ini, empat belas abad pasca wafatnya, pengaruhnya sangat kuat dan Strategi Dakwah Nabi SAW di Madinah1. Meletakkan Dasar-dasar Kehidupan BermasyarakatSesampainya di Madinah, Nabi Muhammad SAW segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun Nabi adalah seperti masjid. Masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW tidak saja dijadikan sebagai pusat kehidupan beragama beribadah, tetapi sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatukan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang kuat, dan berfungsi sebagai pusat ukhuwah Islamiyah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan Kaum Ansar Muslim Madinah dengan Kaum Muhajirin Muslim Mekah. Beliau mempertemukan dan mengikat Kaum Ansar dan Muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW telah membangun sebuah ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata dikarenakan hubungan darah, tetapi oleh ikatan agama ideologi.Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang non-muslim. Untuk menjaga stabilitas di Madinah, Nabi Muhammad SAW menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Sebuah piagam pun dibuat yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan persamaan hak dan menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi. Setiap orang dijamin keamanannya dan diberikan kebebasan dalam hak-hak politik dan keagamaan. Setiap orang wajib menjaga keamanan Madinah dari serangan luar. Dalam piagam itu dicantumkan pula bahwa Nabi Muhammad SAW menjadi kepala pemerintahan dan karena itu otoritas mutlak diserahkan kepada negara Madinah membuat Islam makin kuat. Pada sisi lain, timbul kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di kalangan Quraisy dan musuh-musuh Islam lainnya. Kenyataan ini mendorong orang Quraisy dan yang lainnya melakukan berbagai macam bentuk ancaman dan gangguan. Untuk itu, Nabi Muhammad SAW mengatur siasat dan membentuk pasukan perang serta mengadakan perjanjian dengan berbagai kabilah yang ada di sekitar Madinah. Upaya kaum muslimin mempertahankan Madinah melahirkan banyak peperangan. Berikut diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-musuh Perang BadarPerang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyrikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana, Nabi Muhammad SAW dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara orang. Dalam peperangan ini, Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan ini, salah satu suku Badui yang kuat tertarik untuk mengikat perjanjian damai dengan Nabi Muhammad SAW Tak lama kemudian, Nabi menyerang suku Yahudi Madinah dan Qainuqa’ yang turut berkomplot dengan orang Quraisy Mekah. Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan Madinah dan menetap di Aḍri’at, perbatasan Perang UhudKekalahan dalam Perang Badar makin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Pada tahun ke-3 Hijrah, mereka berangkat ke Madinah dengan membawa pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad SAW dengan sekitar pasukan Nabi Muhammad SAW melewati batas kota, Abdullah bin Ubay menarik 300 pasukan yang terdiri atas orang Yahudi dan kembali ke Madinah. Dengan pasukan yang masih tersisa 700 orang, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan. Pasukan Nabi Muhammad SAW dan pasukan Quraisy bertemu di Bukit Uhud. Perang besar pun berkobar. Mula-mula pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal menembus dan menaklukkan pasukan pemanah Nabi. Pasukan Quraisy kocar-kacir. Namun, kemenangan yang sudah di ambang pintu gagal diraih karena pasukan Nabi Muhammad SAW, termasuk pasukan pemanah, tergoda oleh harta peninggalan Khalid bin Walid berbalik menyerang; pasukan pemanah dapat dilumpuhkan dan satu per satu pasukan Nabi berguguran di medan pertempuran. Dalam pertempuran ini, sekitar 70 orang pasukan Nabi gugur sebagai syuhada’. Setelah peperangan ini, Nabi Muhammad SAW menindak tegas Abdullah bin Ubay dan pasukannya. Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan Abdullah bin Ubay, diusir dari Madinah. Kebanyakan mereka pergi dan menetap di Perang Ahzab/KhandaqBani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali parit untuk pertahanan. Oleh karena itu, perang ini disebut dengan Perang Khandaq Parit. Selain itu, peperangan ini disebut dengan Perang Ahzab sekutu beberapa suku karena Bani Nadir orang Yahudi yang terusir dari Madinah, musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan oleh parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah badai kencang menerpa dan memorak-porandakan kemah-kemah mereka. Kenyataan ini memaksa pasukan Ahzab menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa mendapat hasil apa suasana kritis, orang-orang Yahudi dan Bani Quraizah di bawah pimpinan Ka’ab bin Asad melakukan pengkhianatan. Setelah musuh menghentikan pengepungan dan meninggalkan Madinah, para pengkhianat itu dihukum Perang HunainMeskipun Mekah telah ditaklukkan, tidak semua suku Arab bersedia tunduk kepada Nabi Muhammad SAW. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad SAW, yaitu Bani Ţaqif di Ţaif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan Ţaif. Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad SAW dengan alasan menuntut balas atas berhala-berhala mereka yang ada di Ka’bah yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika penaklukan kekuatan pasukan di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW, tentara Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat Nabi Muhammad SAW dan pasukannya dapat menumpas pasukan musuh. Dengan takluknya Bani Ţaqif dan Bani Hawazin, seluruh jazirah Arab di bawah kekuasaan Nabi Muhammad Perang TabukPerang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad SAW menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar di utara Jazirah Arab dan Syria yang merupakan daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung Bani Gassan dan Bani peperangan ini, banyak sekali kaum muslimin yang “mendaftar” untuk turut berperang. Oleh karena itu, terhimpun pasukan yang sangat besar. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi ciut nyalinya dan kemudian menarik diri, kembali ke negerinya. Nabi Muhammad SAW tidak melakukan pengejaran, tetapi berkemah di Tabuk. Dalam kesempatan ini, Nabi membuat perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, wilayah perbatasan itu dapat dikuasai dan dirangkul masuk dalam barisan Surat Nabi Muhammad SAW kepada Para RajaGencatan senjata antara Nabi Muhammad SAW dan musyrikin Quraisy telah memberi kesempatan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melirik negeri-negeri lain sambil memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad SAW adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad SAW adalah raja Gassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satu pun dari raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan Nabi Muhammad SAW. Semuanya menolak dengan cara yang beragam. Ada yang menolak dengan baik dan simpati dan ada pula yang menolak dengan kasar seperti yang dilakukan oleh Raja Gassan. Ia tidak sekadar menolak, bahkan utusan Nabi Muhammad SAW ia bunuh dengan membalas perlakuan Raja Gassan, Nabi Muhammad SAW menyiapkan orang pasukan. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara Jazirah Arab. Pasukan Islam kesulitan menghadapi tentara Raja Gassan yang dibantu oleh Romawi. Beberapa orang pasukan muslim gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran itu. Melihat kenyataan ini, komandan pasukan, Khalid bin Walid menarik pasukannya dan kembali ke Penaklukan MekahPada tahun ke-6 Hijrah, ketika haji telah disyariatkan, Nabi Muhammad SAW dengan orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Karena itu, Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian ihram dan tanpa senjata. Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekah. Sambil menunggu izin untuk masuk ke Mekah, Nabi SAW dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin tidak mendapat izin memasuki Mekah dan akhirnya dibuatlah Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu 1 kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai tahun depan, 2 lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, 3 kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah. Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah, 4 selama sepuluh tahun dilakukan gencatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah, dan 5 tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai Mekah kembali terbuka. Ada dua faktor yang mendorong Nabi Muhammad SAW untuk menguasai Mekah. Pertama, Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab. Apabila Mekah dapat dikuasai, penyebaran Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat dilakukan. Kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah, kemungkinan besar orang-orang Quraisy, yang merupakan suku Nabi Muhammad SAW sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk tahun Perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Prestasi ini, menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, secara sepihak mereka membatalkan perjanjian tersebut. Nabi Muhammad SAW segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di semua sudut negeri dihancurkan. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW berkhotbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Dalam khotbah itu Nabi Muhammad SAW menyatakan “siapa yang menyarungkan pedangnya ia akan aman, siapa yang masuk ke Masjidil Haram ia akan aman, dan siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan aman.” Setelah khotbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan menyatakan diri sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di bawah kekuasaan Nabi Muhammad penduduk Mekah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada suku-suku di berbagai pelosok Arab. Oleh karena itu, pada tahun ke-9 dan ke-10 Hijrah 630–631 M Nabi Muhammad SAW menerima berbagai delegasi suku-suku Arab sehingga tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan antarsuku telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan Arab pun terwujud. Nabi Muhammad SAW kembali ke Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat Arab yang telah memeluk Islam. Petugas keamanan dan para dai dikirim ke daerah-daerah untuk mengajarkan Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian, Nabi Muhammad SAW jatuh sakit, dan pada 12 Rabiul Awwal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M ia wafat di rumah istrinya, III PENUTUPA. KesimpulanSesampainya di Madinah, Nabi Muhammad SAW langsung membangun masjid. Masjid ini berfungsi sebagai pusat peribadatan dan pemerintahan. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Madinah adalah mempersatukan suku Aus dan Khazraj serta mempersaudarakan orang Ansar Madinah dan Muhajirin Mekah. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW pun membuat perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi dan suku-suku yang berada di sekitar Madinah. Berkembangnya dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah menimbulkan kekhawatiran orang-orang Quraisy. Karena itu, terjadilah Perang ini terjadi pada 8 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana Nabi Muhammad SAW dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan Nabi Muhammad SAW bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900– orang. Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan. Kekalahan dalam perang Badar semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke Madinah dengan membawa pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad SAW dengan sekitar tahun ke-5 Hijrah, terjadilah Perang Ahzab/Khandaq. Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan pasukan. Meskipun Mekah telah ditaklukkan, tetapi Bani Ţaqif di Ţaif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan Ţaif tidak mau tunduk. Bahkan, mereka menyerang Mekah dan menuntut bela atas perusakan berhala-berhala. Dengan kekuatan pasukan, Nabi Muhammad SAW menyambut kedatangan pasukan Bani Ţaqif dan Bani Hawazin. Perang ini dikenal dengan Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Nabi Muhammad SAW. Perang ini melawan Raja Gasan yang telah membunuh secara sadis utusan yang membawa surat Nabi Muhammad SAW Peperangan ini terjadi di Mu’tah dan Nabi Muhammad SAW datang dengan membawa pasukan. Orang-orang Mekah telah membatalkan secara sepihak Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu Nabi berkhotbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Peristiwa ini dikenal dengan Fatdu Makkah penaklukan Mekah.B. SaranMelalui persaudaraan, ketakutan, dan kekerdilan dapat pula dihapuskan. Oleh karena itu, jalinlah ukhuwah, sambungkan tali persaudaraan sebanyak-banyaknya. Ingatlah ungkapan seribu teman itu sedikit dan satu musuh itu PUSTAKAKementerian Agama RI. 2011. Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta Kementerian Agama Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta Kementerian Agama Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
MeneladaniNilai-nilai Perjuangan Rasulullah saw. di Madinah. Hijrah artinya pindah. Hijrah Rasul artinya perpindahan Rasulullah saw. beserta sahabatnya dari Mekah ke Madinah. Beliau bisa menyatukan penduduk di Madinah dengan berbagai macam keyakinan. Membuat suatu kebijakan di mana seluruh kelompok tidak ada yang tersinggung dan tersakiti.
Hijrah artinya pindah. Hijrah Rasul artinya perpindahan Rasulullah saw. beserta sahabatnya dari Mekah ke Madinah. Beliau bisa menyatukan penduduk di Madinah dengan berbagai macam keyakinan. Membuat suatu kebijakan di mana seluruh kelompok tidak ada yang tersinggung dan tersakiti. Beberapa Penyebab Nabi Muhammad saw. hijrah adalah karena atas perintah Allah Swt., serangan kafir Quraisy Mekah yang semakin meningkat, ada harapan baru untuk mengembangkan Islam di Madinah. Muhajirin adalah orang-orang Mekah yang hijrah, sedangkan Anaar adalah orang-orang Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin. Rasulullah Hijrah Bertahun-tahun Nabi Muhammad saw. menyerukan Islam di Mekah, tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hampir Siti Khadijah dan Abu Thalib membuat Nabi berada dalam suasana duka. Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad saw. mengalami peristiwa luar biasa, yaitu Isra’ Mi’raj. Peristiwa itu terjadi pada 27 Rajab 621 M. Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. menerima perintah shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Setelah Isra’ Mi’rajNabi Muhammad saw. meneruskan dakwahnya dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy menganggap Nabi Muhammad saw. telah melakukan pembohongan. Usaha-usaha pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya terus digalakkan. Penyebab Nabi Muhammad saw. hijrah adalah Karena atas perintah Allah Swt., Karena serangan kafir Quraisy Mekah yang semakin meningkat, Karena ada harapan baru untuk mengembangkan Islam di Madinah. Pada tahun 621 M datanglah sejumlah orang dari Madinah, menemui Nabi di Bukit Aqaba. Mereka memeluk agama Islam. Peristiwa tersebut dikenal dengan Bai’at Aqaba I. Tahun 622 M, datanglah 73 orang dari Madinah ke Mekah. Mereka merupakan Suku Aus dan Khazraj yang menemui Nabi dan mengajak berhijrah ke Madinah. Mereka menyatakan siap membela dan melindungi Nabi dan para pengikutnya dari Mekah. Peristiwa ini dikenal dengan Bai’at Aqabah II. Hijrah Rasulullah saw Dalam upaya menyelamatkan dakwah Islam dari gangguan kafir Quraisy, Nabi Muhammad, atas perintah Allah, memutuskan hijrah dari Mekah ke Madinah. Namun sebelumnya, Nabi telah memerintahkan kaum mukminin agar hijrah terlebih dahulu ke Madinah. Para sahabat pun segera berangkat secara diam-diam agar tidak dihadang oleh kelompok kafir Quraisy. Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya hijrah. Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua ¢ur selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu selain Abdullah bin Abu Bakar, kedua orang puterinya, Aisyah dan Asma, dan pembantu mereka Amir bin Fuhaira. Pada hari ketiga, mereka berdua berangkat dan melanjutkan perjalanan. Supaya aman, Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar mengambil jalan yang tidak pernah dilalui manusia. Abdullah bin Uraiqit dari Banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Keduanya membawa Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah. Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw. singgah di Quba’. Di sana beliau membangun sebuah masjid. Masjid ini menjadi masjid pertama dalam sejarah Islam. Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu Shalat Jumat. Shalat-lah beliau di sana. Inilah Shalat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun merupakan khotbah yang petama. Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nanti masyarakat Madinah. C. Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah Setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad saw. mulai membuat program kerja dan melaksanakannya yaitu membangun masjid, mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, dan membuat perjanjian dengan penduduk Madinah Langkah pertama, membangun masjid. Masjid yang pertama dibangun Nabi di Madinah adalah masjid Nabawi. Masjid Nabawi dibangun pada bulan rabiulawal 1 hijriah september 622 SM. Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat mempersatukan umat, bermusyawarah tentang perkembangan Islam, mengkaji ilmu agama, bahkan sebagai pusat pemerintahan Langkah berikut Nabi Muhammad saw. adalah mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Ansar. Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah BakarKharijah bin Zuhair bin KhattabItban bin Malik bin RabahAbu Ruwaihah bin AbdillahSa’ad bin Muadz Rahman bin AufSa’ad bin Rabi’ bin AwwamSalamah bin Salamah bin AffanAus bin Tsabit bin UbaidillahKa’ab bin Malik Huzaifah bin UtbahUbbah bin Bisyr bin YasirHuzaifah bin Al Yaman Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh kaum muslimin dan orang-orang nonmuslim di Madinah, yang kemudian disebut “Piagam Madinah”. Adapun isi piagam Madinah antara lain Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin. Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat. Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw., Madinah menjadi daerah yang sangat maju baik peradaban maupun kebudayaannya sehingga terkenalah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah kota yang bercahaya.
MeneladaniPerjuangan Dakwah Rasulullah di Madinah A. Memahami Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. 1.Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah Saw di Madinah Rasulullah Saw mempunyai beban yang sangat berat karena wafatnya istrinya tercinta Siti Khadijah dan Pamanya Abu Thalib yang selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kafir Quraisy.
1BAB 10 Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah Memahami makna perjuangan dakwah di Madinah Menganalisis faktor-faktor keberhasilan dakwah di Madinah Menunjukkan sikap ukhuwwah atau persaudaraan dalam 2Membuka Relung Hati Cermai gambar dan wacana berikut! Lingkungan yang baik semesinya menjadi tempat ideal bagi kaum muslimin untuk dijadikan tempat inggal. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pribadi dan perilaku seseorang. Orang yang inggal di lingkungan yang baik akan memiliki karakter dan pribadi yang baik pula. Sementara orang yang hidup dan inggal di lingkungan yang buruk secara lambat atau cepat akan terpengaruh perilaku buruk lingkungannya. Orang yang baik adalah orang yang berada di lingkungan yang buruk namun dia idak saja idak terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Bahkan lebih dari itu, ia akan berupaya mengubah lingkungan buruk tersebut menjadi lingkungan yang baik. Demikian halnya dengan Rasulullah saw, Ia hidup dan inggal di dalam lingkungan yang saat itu jauh dari peradaban. Lingkungan yang oleh para sejarawan disebut dengan lingkungan jahiliah. Ia lahir di tengah-tengah masyarakat yang sangat jauh dari nilai-nilai kesusilaan. Mabuk-mabukan, merampok, memperkosa, membunuh, berzina dan bahkan mereka menyembah benda yang sama sekali idak memberikan kebaikan buat mereka sendiri, yaitu berhala. Namun demikian, lingkungan yang buruk tersebut sama sekali idak menjadikan Muhammad saw. terpengaruh karenanya. Ia bahkan menjadi orang yang sangat membenci perilaku jahiliah lingkungannya tersebut. Bahkan, idak hanya membencinya, Muhammad saw. pun, berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat jahiliah agar meninggalkan perbuatan-perbuatan jahil tersebut. Keteladan Rasulullah saw. dalam membina lingkungannya, mesilah menjadi perhaian kaum muslimin sebagai umatnya. Rasulullah saw. mengajarkan bagaimana sikap yang harus ditunjukkan oleh orang-orang yang beriman agar ia idak ikut terbawa arus negaif lingkungan sekitarnya. Ia bahkan diwajibkan menjadi bagian perubahan posiif bagi lingkungan sekelilingnya. Tentu saja hal tersebut memerlukan usaha-usaha cerdas agar mencapai hasil yang maksimal. Hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah sesungguhnya adalah upaya cerdas beliau dalam membangun kekuatan dakwah yang lebih baik. Kekuatan dan strategi yang beliau bangun atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. mampu mengubah keadaan Mekah menjadi masyarakat yang hidup dalam kedamaian dan rahmat Allah Swt. Sumber Gambar 3Akivitas 1 Analisis apakah hijrah yang dahulu dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat masih relevan atau sesuai untuk dilakukan saat ini! Jelaskan manfaat dari hijrah yang dilakukan! Mengkritisi Sekitar Kita Amai dan cermailah wacana berikut! Mungkin kamu pernah mendengar komunitas muslim minoritas yang ada di Rohingya, Burma. Ya, mereka adalah komunitas muslim yang hidup dalam ketakutan dan kecemasan karena senimen agama yang berlaku di negera itu. Mereka menjadi komunitas yang harus diberangus dan dimusnahkan karena berbeda keyakinan dengan penduduk negara mayoritas. Padahal mereka telah hidup selama beberapa generasi di negara tersebut. Sudah banyak muslim Rohingya yang menjadi korban kekejaman dan kekejian yang mengatasnamakan agama. Pada saat Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu mengadakan kunjungan ke negara tersebut, ia begitu terharu dan menangis menyaksikan muslim Rohingya yang sejak lama dianiaya, diusir, dan rumah-rumah mereka dibakar massa penganut Buddha. Mereka hidup di camp-camp pengungsian dengan penuh penderitaan. Penderitaan muslim Rohingya seharusnya menjadi perhaian kita semua sebagai saudara sesama muslim. Mereka layak mendapat bantuan agar mampu hidup bebas dan merdeka, terutama merdeka dalam menjalankan ibadah kepada Allah Swt. dan syari’at agama Islam lainnya yang idak didapatkan di negaranya. Lalu apakah, hijrah seperi zaman Rasulullah saw. dan kaum muslimin dahulu dari Mekah ke Madinah juga diperlukan oleh kaum muslim Rohingya? Apakah juga mereka wajib diperlakukan sebagaimana kaum Anśar membantu dan membela kaum Muhajiri? Marilah kita renungkan dengan jernih agar saudara-saudara kita sesama muslim dapat hidup dengan aman dan damai! Sumber com20120730gambaran-penderitaan-muslim-rohingya-masihkah-anda-idak-peduli Gambar 4Akivitas 2 Kemukakan pendapatmu bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan untuk membantu saudara sesama muslim seperi yang ada di Rohingya! Diskusikan dengan temanmu kemudian konirmasikan kepada gurumu! Memperkaya Khazanah Peserta Didik A. Memahami Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad saw. 1. Hijrah, Tiik Awal Dakwah Rasulullah saw. di Madinah Wafatnya istri tercinta Sii Khadijah dan Pamannya Abu °alib, yang selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kair Quraisy, beban Rasulullah saw. dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin berat. Di sisi lain, kesediaan penduduk Madinah Ya¡rib memikul tanggung jawab bagi keselamatan Rasulullah saw. merupakan tanda yang jelas bagi kelanjutan dakwah Rasululllah. Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah saw. hijrah ke Madinah antara lain seperi berikut. a. Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah saw. di Bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam. b. Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah saw. dan mengajak beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Rasulullah saw. dan pengikutnya serta melindungi keluarganya seperi mereka melindungi anak dan istri mereka. Faktor lain yang mendorong Rasulullah saw. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kair Quraisykepada Rasulullah saw. dan para pengikutnya Bani Hasyim dan Bani Mu¯allib. Pemboikotan yang dilakukan oleh para kair Quraisy di antaranya adalah seperi berikut. a. Melarang seiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Muhammad saw. b. Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim. c. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim. 5Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas śahifah atau plakat yang digantungkan di dinding Ka’bah dan idak akan dicabut sebelum Nabi Muhammad saw. menghenikan dakwahnya. Teks perjanjian tersebut disahkan oleh semua pemuka Quraisy dan diberlakukan dengan sangat ketat. Blokade tersebut berlangsung selama iga tahun dan sangat dirasakan dampaknya oleh kaum Muslimin. Kaum muslimin merasakan derita dan kepedihan atas blokade ekonomi tersebut. Namun, semua itu idak menyurutkan kaum muslim untuk tetap bertahan dan membela Rasulullah saw. Setelah melalui pemikiran yang mendalam disertai perintah langsung dari Allah Swt. untuk berhijrah ke Madinah, disusunlah rencana Rasulullah saw. dan seluruh kaum muslim untuk hijrah ke Madinah. Perisiwa hijrah Rasulullah saw. dari Mekah ke Madinah dilakukan dengan perencanaan yang sangat matang. Kaum muslimin diperintahkan untuk terlebih dahulu menuju Madinah tanpa membawa harta benda yang selama ini menjadi milik mereka. Sementara Rasulullah saw. dan beberapa sahabat merupakan orang terakhir yang hijrah ke Madinah. Hal itu dilakukan mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan kaum kair Quraisy. B. Substansi Dakwah Nabi di Madinah 1. Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum Muhajirin Kehadiran Rasulullah saw. dan Kaum Muhajirin sebutan bagi pengikut Rasulullah saw. yang hijrah dari Mekah ke Madinah mendapat sambutan hangat dari penduduk Madinah Kaum Anśar. Mereka memperlakukan Nabi Muhammad saw. dan para Muhajirin seperi saudara mereka sendiri. Mereka menyambut Rasulullah saw. dengan kaum Muhajirin dengan penuh rasa hormat selayaknya seorang tuan rumah menyambut tamunya. Bahkan, mereka mengumandangkan sya’ir yang begitu menyentuh qalbu. Bunyi sya’ir yang mereka kumandangkan adalah seperi berikut. “Telah muncul bulan purnama dari ¢aniyail Wadai’, kami wajib bersyukur selama ada yang menyeru kepada Tuhan, Wahai yang diutus kepada kami. Engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taai.” Sejak itulah, Kota Ya¡rib digani namanya oleh Rasulullah saw. dengan sebutan “Madinatul Munawwarah”. Strategi Nabi mempersaudarakan Muhajirin dan Anśar untuk mengikat seiap pengikut Islam yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah ke dalam suatu ikatan masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam. Rasulullah saw. mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah Ibnu Zuhair Ja’far, Abi °alib dengan Mu’az bin Jabal, Umar bin Kha¯¯ab dengan Ibnu bin Malik dan Ali bin Abi °alib dipilih untuk menjadi 6dengan kaum Anśar dan persaudaraan itu dianggap seperi saudara kandung sendiri. Kaum Muhajirin dalam penghidupan ada yang mencari nakah dengan berdagang dan ada pula yang bertani mengerjakan lahan milik kaum Anśar. Setelah kaum Muhajirin menetap di Madinah, Nabi Muhammad saw. mulai mengatur strategi untuk membentuk masyarakat Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan inimidasi. Pertalian hubungan kekeluargaan antara penduduk Madinah kaum Anśar dan kaum Muhajirin dipererat dengan mengadakan perjanjian untuk saling membantu antara kaum muslim dan nonmuslim. Nabi Muhammad saw. juga mulai menyusun strategi ekonomi, sosial, serta dasar-dasar pemerintahan Islam. Kaum Muhajirin adalah kaum yang sabar. Meskipun banyak rintangan dan hambatan dalam kehidupan yang menyebabkan kesulitan ekonomi, namun mereka selalu sabar dan tabah dalam menghadapinya dan idak berputus asa. Nabi Muhammad saw. dalam menciptakan suasana agar nyaman dan tenteram di Kota Madinah, dibuatlah perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjiannya ditetapkan, dan diakui hak kemerdekaan iap-iap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya. Secara rinci isi perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad saw. dengan kaum Yahudi sebagai berikut. a. Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin. b. Kedua belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. c. Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang memerangi mereka. d. Orang-orang Yahudi memikul tanggung jawab belanja mereka sendiri dan sebaliknya kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri. e. Kaum Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihai dan tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan keutamaan. f. Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormai oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. g. Kalau terjadi perselisihan di antara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawairkan akan mengakibatkan hal-hal yang idak diinginkan, urusan itu hendaklah diserahkan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. h. Siapa saja yang inggal di dalam ataupun di luar Kota Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah 72. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam a. Kebebasan Beragama Tujuan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. adalah memberikan ketenangan kepada penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum Muslimin, Yahudi, dan Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing. Dengan demikian, Nabi Muhammad saw memberikan jaminan kebebasan beragama kepada Yahudi dan Nasrani yang melipui kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah sesuai dengan agamanya, dan kebebasan mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan yang memberikan jaminan dalam mencapai kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang integral dan terhormat. Menentang kebebasan berari memperkuat kebailan dan menyebarkan kegelapan yang pada akhirnya akan mengikis habis cahaya kebenaran yang ada dalam hai nurani manusia. Cahaya kebenaran yang menghubungkan manusia dengan alam semesta sampai akhir zaman, yaitu hubungan rasa kasih sayang dan persatuan, bukan rasa kebencian dan kehancuran. b. A§an, Śalat, Zakat, dan Puasa Keika Nabi Muhammad saw iba di Madinah, bila waktu śalat iba, orang-orang berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan terompet, seperi Yahudi, tetapi Nabi idak menyukainya; lalu ada yang mengusulkan menabuh genta, seperi Nasrani. Menurut satu sumber atas usul Umar bin Kha¯¯ab dan kaum muslimin serta menurut sumber lain berdasarkan perintah Allah Swt. melalui wahyu, panggilan śalat dilakukan dengan a§an. Selanjutnya Nabi saw. memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid bin Sa’labah untuk membacakan lapa§ a©an kepada Bilal dan menyerukannya manakala waktu śalat iba karena Bilal memiliki suara yang merdu. Bila waktu śalat iba, Bilal naik ke atas rumah seorang perempuan Bani Najjar yang berada di dekat masjid dan lebih inggi daripada masjid untuk menyerukan a§an dengan lafal Kewajiban śalat yang diterima pada saat mi’raj, menjelang berakhirnya periode Mekah terus dimantapkan kepada para pengikut Nabi Muhammad saw. Sementara itu, puasa yang telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya, kini telah pula diwajibkan seiap bulan Ramaan. Demikian pula halnya dengan zakat. Bahkan, setelah kekuasaan Islam berkembang ke seluruh jazirah Arab, Nabi mengutus pasukannya ke negeri di luar Madinah untuk memungut zakat. 8c. Prinsip-prinsip Kemanusiaan Pada tahun ke-10 H 631 M Nabi Muhammad saw. melaksanakan haji wada’ haji terakhir. Dalam kesempatan ini, Nabi Muhammad saw. menyampaikan khutbah yang sangat bersejarah. Keika matahari telah tergelincir, dengan menunggang untanya yang bernama al-Qaswa’, Nabi Muhammad saw. berangkat dan iba di lembah yang berada di Uranah. Di tempat ini, dari atas untanya Nabi Muhammad saw. memanggil orang-orang dan diulang-ulang panggilan itu oleh Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf. Setelah berucap syukur dan puji kepada Allah Swt., Nabi Muhammad saw. menyampaikan pidatonya. Khutbah Nabi saw. itu antara lain berisi larangan menumpahkan darah kecuali dengan haq dan larangan mengambil harta orang lain dengan ba¯il karena nyawa dan harta benda adalah suci; larangan riba dan larangan menganiaya; perintah untuk memperlakukan para istri dengan baik dan lemah lembut dan perintah menjauhi dosa; semua pertengkaran antara mereka di zaman jahiliyah harus saling dimaakan; balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana berlaku dalam zaman jahiliyah idak lagi dibenarkan; persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan; hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, mereka makan seperi apa yang dimakan tuannya dan berpakaian seperi apa yang dipakai tuannya; dan yang terpening adalah umat Islam harus selalu berpegang kepada al-Qurān dan sunnah. Badri Yaim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, Dirasah IslamiyahII, menyimpulkan isi khutbah Nabi tersebut dengan menyatakan bahwa khutbah Nabi Muhammad saw. berisi prinsip-prinsip kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas. 3. Mengajarkan Pendidikan Poliik, Ekonomi dan Sosial Dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah, Michael H. Hart yang menempatkan Rasulullah saw. Nabi Muhammad saw pada urutan pertama menyatakan bahwa beliau adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam hal keagamaan maupun keduiaan. Dalam urusan poliik Rasulullah saw. menjadi pemimpin poliik yang amat efekif. Hingga saat ini, empat belas abad pasca wafatnya, pengaruhnya sangat kuat dan merasuk. C. Strategi Dakwah Nabi saw. di Madinah 1. Meletakkan Dasar-Dasar Kehidupan Bermasyarakat Sesampainya di Madinah, Nabi saw. segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang 9a. Membangun masjid. Masjid yang dibangun Nabi Muhammad saw. idak saja dijadikan sebagai pusat kehidupan beragama beribadah, tetapi sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatukan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang kuat, dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan. b. Membangun ukhuwah Islamiyah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw. saw. mempersaudarakan Kaum Anśar Muslim Madinah dengan Kaum Muhajirin Muslim Mekah. Beliau mempertemukan dan mengikat Kaum Anśar dan Muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan demikian, Nabi Muhammad saw. telah membangun sebuah ikatan persaudaraan idak saja semata-mata dikarenakan hubungan darah, tetapi oleh ikatan agama ideologi. c. Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang nonmuslim. Untuk menjaga stabilitas di Madinah, Nabi menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Sebuah piagam pun dibuat yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan persamaan hak dan menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi. Seiap orang dijamin keamanannya dan diberikan kebebasan dalam hak-hak poliik dan keagamaan. Seiap orang wajib menjaga keamanan Madinah dari serangan luar. Dalam piagam itu dicantumkan pula bahwa Nabi Muhammad saw. menjadi kepala pemerintahan dan karena itu otoritas mutlak diserahkan kepada beliau. Terbentuknya negara Madinah membuat Islam makin kuat. Pada sisi lain, imbul kekhawairan dan kecemasan yang amat inggi di kalangan Quraisy dan musuh-musuh Islam lainnya. Kenyataan ini mendorong orang Quraisy dan yang lainnya melakukan berbagai macam bentuk ancaman dan gangguan. Untuk itu, Nabi Muhammad saw. mengatur siasat dan membentuk pasukan perang serta mengadakan perjanjian dengan berbagai kabilah yang ada di sekitar Madinah. Upaya kaum muslimin mempertahankan Madinah melahirkan banyak peperangan. Berikut diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-musuh mereka. a. Perang Badar Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyrikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada tanggal 8 Ramaan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana, Nabi Muhammad saw. dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – orang. Dalam peperangan ini, Nabi 10Setelah kemenangan ini, salah satu suku Badui yang kuat tertarik untuk mengikat perjanjian damai dengan Nabi Muhammad saw. Tak lama kemudian, Nabi menyerang suku Yahudi Madinah dan Qainuqa’ yang turut berkomplot dengan orang Quraisy Mekah. Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan Madinah dan menetap di Ari’at, perbatasan Syria. b. Perang Uhud Kekalahan dalam Perang Badar makin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Maka pada tahun ke-3 Hijrah, mereka berangkat ke Madinah dengan membawa 3000 pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad saw. dengan sekitar pasukan. Keika pasukan Nabi Muhammad saw. melewai batas kota, Abdullah bin Ubay menarik 300 pasukan yang terdiri dari orang Yahudi dan kembali ke Madinah. Dengan pasukan yang masih tersisa, 700 orang, Nabi Muhammad saw. melanjutkan perjalanan. Pasukan Nabi Muhammad saw. dan pasukan Quraisy bertemu di Bukit Uhud. Perang besar pun berkobar. Mula-mula pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal menembus dan menaklukkan pasukan pemanah Nabi. Pasukan Quraisy kocar-kacir. Namun, kemenangan yang sudah di ambang pintu gagal diraih karena pasukan Nabi Muhammad saw., termasuk pasukan pemanah, tergoda oleh harta peninggalan musuh. Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang; pasukan pemanah dapat dilumpuhkan dan satu per satu pasukan Nabi berguguran di medan pertempuran. Dalam pertempuran ini, sekitar 70 orang pasukan Nabi gugur sebagai syuhada’. Setelah peperangan ini, Nabi Muhammad saw. menindak tegas Abdullah bin Ubay dan pasukannya. Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan Abdullah bin Ubay, diusir dari Madinah. Kebanyakan mereka pergi dan menetap di Khaibar. c. Perang Ahzab/Khandaq Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali Parit untuk pertahanan. Oleh karena itu, perang ini disebut dengan Perang Khandaq Parit. Selain itu, peperangan ini disebut dengan Perang Ahzab sekutu beberapa suku karena Bani Nadir orang Yahudi yang terusir dari Madinah, musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan Islam. 11Pasukan musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan oleh parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah badai kencang menerpa dan memporak-porandakan kemah-kemah mereka. Kenyataan ini memaksa pasukan Ahzab menghenikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa mendapat hasil apa pun. Dalam suasana kriis, orang-orang Yahudi dan Bani Quraizah di bawah pimpinan Ka’ab bin Asad melakukan pengkhiatan. Setelah musuh menghenikan pengepungan dan meninggalkan Madinah, para pengkhianat itu dihukum mai. d. Perang Hunain Meskipun Mekah telah ditaklukkan, idak semua suku Arab bersedia tunduk pada Nabi Muhammad saw. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad saw., yaitu Bani ¢aqif di °aif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan °aif. Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad saw. dengan alasan menuntut balas atas berhala-berhala mereka yang ada di Ka’bah yang dihancurkan oleh tentara Islam keika penaklukan Mekah. Dengan kekuatan pasukan di bawah pimpinan Nabi Muhammad saw., tentara Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat Nabi dan pasukannya dapat menumpas pasukan musuh. Dengan takluknya Bani ¢aqif dan Bani Hawazin, seluruh jazirah Arab di bawah kekuasaan Nabi Muhammad saw. e. Perang Tabuk Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikui oleh Nabi Muhammad saw.. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawairan Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad saw. menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar di utara Jazirah Arab dan Syria yang merupakan daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung Bani Gassan dan Bani Lachmides. Menghadapi peperangan ini, banyak sekali kaum muslimin yang “mendatar” untuk turut berperang. Olah karena itu, terhimpun pasukan yang sangat besar. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi ciut nyalinya dan kemudian menarik diri, kembali ke negerinya. Nabi idak melakukan pengejaran, tetapi berkemah di Tabuk. Dalam kesempatan ini, Nabi membuat perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, wilayah perbatasan itu dapat dikuasai dan dirangkul 122. Surat Nabi saw. kepada Para Raja Genjatan senjata antara Nabi saw. dengan musyrikin Quraisy telah memberi kesempatan kepada Nabi saw. untuk melirik negeri-negeri lain sambil memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad saw. adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad saw. adalah raja Gassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satu pun dari raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan Nabi Muhammad saw. Semuanya menolak dengan cara yang beragam. Ada yang menolak dengan baik dan simpai dan ada pula yang menolak dengan kasar seperi yang dilakukan oleh Raja Gassan. Ia idak sekadar menolak, bahkan utusan Nabi Muhammad saw. ia bunuh dengan kejam. Untuk membalas perlakuan Raja Gassan, Nabi Muhammad saw. menyiapkan orang pasukan. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara Jazirah Arab. Pasukan Islam kesulitan menghadapi tentara Raja Gassan yang dibantu oleh Romawi. Beberapa orang pasukan muslim gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran itu. Melihat kenyatan ini, komandan pasukan, Khalid bin Walid menarik pasukannya dan kembali ke Madinah. 3. Penaklukan Mekah Pada tahun ke-6 Hijrah, keika haji telah disyariatkan, Nabi Muhammad saw. dengan orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Karena itu, Nabi saw. beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian i¥ram dan tanpa senjata. Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di Hudaibiyah, Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin tertahan dan idak boleh masuk ke Mekah. Sambil menunggu izin untuk masuk ke Mekah, Nabi saw. dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi saw. dan kaum muslimin idak mendapat izin memasuki Mekah dan akhirnya dibuatlah Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu 1 kaum muslimin idak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai tahun depan, 2 lama kunjungan dibatasi sampai iga hari saja, 3 kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah. Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah, 4 selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah, dan 5 iap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan. Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan 13keagamaan bangsa Arab. Bila Mekah dapat dikuasai, penyebaran Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat dilakukan. Kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah, kemungkinan besar orang-orang Quraisy, yang merupakan suku Nabi Muhammad saw. sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi Muhammad saw. bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah. Dua tahun Perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan posiif. Prestasi ini, menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, secara sepihak mereka membatalkan perjanjian tersebut. Nabi Muhammad saw. segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad saw. dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di semua sudut negeri dihancurkan. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. berkhutbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Dalam khutbah itu Nabi saw. menyatakan “siapa yang menyarungkan pedangnya ia akan aman, siapa yang masuk ke Masjidil Haram ia akan aman, dan siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan aman.” Setelah khutbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan menyatakan diri sebagai muslim. Sejak perisiwa itu, Mekah berada di bawah kekuasaan Nabi Muhammad saw. Keislaman penduduk Mekah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada suku-suku di berbagai pelosok Arab. Oleh karena itu, pada tahun ke-9 dan 10 Hijrah 630 – 631 M Nabi Muhammad saw. menerima berbagai delegasi suku-suku Arab sehingga tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan antarsuku telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan Arab pun terwujud. Nabi Muhammad saw. kembali ke Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat Arab yang telah memeluk Islam. Petugas keamanan dan para da’i dikirim ke daerah-daerah untuk mengajarkan Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian, Nabi saw. jatuh sakit, dan pada 12 Rabi’ul Awwal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M ia wafat di rumah istrinya, Aisyah. Akivitas 3 Setelah mempelajari perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw. periode Madinah di atas, analisislah sikap apa saja yang harus dicontoh atau diteladani dari perjuangan 14Menerapkan Perilaku Mulia Membangun dan Menjaga Persaudaraan Ukhuwah Persaudaraan ukhuwah merupakan hubungan atau pertalian antarmanusia yang diikat oleh sesuatu. Hubungan atau pertalian manusia yang diikat oleh hubungan darah disebut dengan hubungan kekeluargaan. Bila hubungan itu diikat oleh kesukuan disebut saudara sesuku dan bila diikat oleh kebangsaan disebut saudara sebangsa. Demikian pula, jika hubungan itu diikat oleh satu ideologi tertentu, hubungan itu disebut saudara seideologi. Sementara itu, hubungan yang diikat dengan agama disebut saudara seagama. Dalam konteks ini, kita mengenal persaudaraan keluarga, persaudaraan kesukuan, persaudaraan kebangsaan, persaudaraan keagamaan, dan persaudaraan kemanusiaan. Khusus persaudaraan antarumat Islam disebut dengan ukhuwah Islamiyah. Manusia akan menjadi manusia sempurna jika ia hidup di tengah-tengah manusia dan bergaul dengan manusia. Manusia dapat dan mampu berdiri tegak serta berjalan dengan dua kaki karena ia diajarkan oleh masyarakat manusia seperi itu. Bayangkan, jika sejak bayi kamu diasuh oleh seekor serigala pasilah kamu idak bisa tegak dan berjalan dengan dua kaki. Selain itu, idak seorang pun di dunia ini yang mampu memenuhi kebutuhannya dengan kemampuannya sendiri. Dengan demikian seiap orang amat bergantung pada orang lain. Untuk dapat memakan sepiring nasi dengan lauk-pauknya, seseorang membutuhkan petani, nelayan, pembuat piring, supir untuk mengangkut bahan-bahan pangan, kuli panggul, pedagang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hubungan kemanusiaan merupakan sebuah keniscayaan atau kepasian yang idak boleh diabaikan oleh siapapun. Dalam kehidupan bernegara, seiap orang harus berpikir untuk memberikan sesuatu dan mengambil peran dalam pembangunan negara sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing. Jika idak, negara akan terbelakang dan hancur, bahkan menjadi permainan bangsa-bangsa lain. Sebagai pelajar, sumbangan kamu untuk negara adalah belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh, mempersiapkan diri untuk melanjutkan estafet kepemimpinan negara. Sebab, bila iba waktunya, kamulah yang akan menentukan perjalanan negara, maju dan mundurnya negara. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, persiapkan dirimu, kumpulkan bekalmu ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, binalah mentalmu, asah jiwa kepemimpinanmu, dan tumbuhkan dan pupuklah rasa cintamu pada negara. Demikian pula halnya agama Islam. Kamulah generasi muda Islam yang diharapkan dapat menjadi pembela-pembela Islam. Menjadi mujahid-mujahid yang menawarkan keramahan, kemajuan, dan keselamatan kepada seluruh manusia dan alam semesta. Bersatu kita teguh dan bercerai kita rubuh. Ungkapan yang semakna dengan ini adalah bersatu itu rahmat dan berpecah belah itu azab. Ungkapan ini jelas sekali menganjurkan untuk selalu memperhaikan dan membangun persaudaraan 15lapang, berbagai kesulitan dapat diatasi, dan berbagai harapan, keinginan, serta tujuan dapat dicapai. Sebaliknya, perpecahan menyebabkan hidup menjadi sempit, berbagai kesulitan datang menghampiri, dan harapan, keinginan serta cita-cita sukar untuk diraih. Melalui persaudaraan, beban berat menjadi ringan, kesulitan menjadi kemudahan, keputusasaan menjadi harapan. Melalui persaudaraan, ketakutan dan kekerdilan dapat pula dihapuskan. Oleh karena itu, jalinlah ukhuwah, sambungkan tali persaudaraan sebanyak-banyaknya. Ingatlah ungkapan seribu teman itu sedikit dan satu musuh itu banyak. Menjalin persaudaraan berari menghapuskan atau menghilangkan permusuhan. Bermusuhan merupakan sikap tercela yang menimbulkan banyak kerugian. Sekarang, ingat-ingatlah apakah engkau mempunyai musuh? Jika punya, datanglah kepadanya dan mintalah maaf darinya serta ajaklah dia mengubur permusuhan dan mulailah menjalin persahabatan dengannya. Setelah itu, rasakanlah baik-baik, mana yang lebih enak bermusuhan atau bersahabat? Pasilah perasaanmu akan merasakan kelegaan dan kebahagiaan saat bersahabat. Persahabatan dan persaudaraan haruslah dibangun di atas prinsip kesetaraan dan persamaan. Dengan prinsip ini akan lahir sikap saling menghormai dan saling membela serta saling mendukung. Jadilah seperi sekumpulan semut. Seiap bertemu dengan temannya, mereka saling menyapa dan memberi salam, bekerja sama membangun tempat inggal, dan mengumpulkan bahan makanan. Janganlah kamu menjadi sekumpulan kepiing yang selalu saling menarik dan menjatuhkan jika ada temannya yang ingin naik/maju! Pernahkah kamu berkelahi dengan temanmu? Atau, pernahkah sekolahmu berkelahi tawuran dengan sekolah lain? Bayangkan apakah keuntungan yang kamu peroleh dari itu semua? Pasi idak kamu temukan keuntungannya sedikitpun. Malahan kamu akan melihat banyak sekali kerugian yang kamu peroleh. Tubuhmu luka-luka, sekolahmu rusak, berbagai fasilitas umum berantakan, jalanan menjadi macet, barang-barang orang hancur, dan ketenteraman masyarakat terganggu. Bahkan, mungkin pula kamu ditangkap polisi. Lebih jauh lagi, konsentrasimu terganggu dan cita-citamu idak tercapai. Orang tuamu pasi kecewa dan marah. Bahkan, negara akan kehilangan generasi potensial yang akan melanjutkan kejayaannya. Jadi, tersenyumlah kepada seiap orang. Jalinlah persahabatan dan persaudaraan sebanyak-banyaknya. Kamu pasi akan menemukan banyak keuntungan dan kemudahan. Ingatlah selalu keteladan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad keika ia membangun Madinah. Ia persatukan suku Aus dan Khazraj, ia persaudarakan kaum Anśar dan Muhajirin, dan ia buat perjanjian damai dengan orang Yahudi Madinah serta dengan suku-suku yang ada di sekitar Madinah. Hasilnya, Nabi Muhammad saw. berhasil meraih kejayaan dan Islam pun memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia. Itulah sebabnya Madinah diberi gelar munawwarah memancarkan cahaya/ 16bersinar sehingga ada yang menyebutnya dengan al-Madinah al-Munawwarah. Jadi, dengan persahabatan dan persaudaraan yang kukuh berbagai kesulitanmu akan hilang, duniamu menjadi lapang, dan bintang terang akan menghampirimu serta harapan dan cita-citamu akan tercapai. Rangkuman 1. Sesampainya di Madinah, Nabi langsung membangun masjid. Masjid ini berfungsi sebagai pusat peribadatan dan pemerintahan. 2. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah adalah mempersatukan suku Aus dan Khazraj serta mempersaudarakan orang Anśar Madinah dan Muhajirin Mekah. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. pun membuat perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi dan suku-suku yang berada di sekitar Madinah. Berkembangnya dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah menimbulkan kekhawairan orang-orang Quraisy. Karena itu, terjadilah Perang Badar. Peperangan ini terjadi pada 8 Ramaan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana Nabi dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – orang. Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan. Kekalahan dalam perang Badar semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Maka, pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke Madinah dengan membawa pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad saw. dengan sekitar pasukan. 3. Pada tahun ke-5 Hijrah, terjadilah Perang Ahzab/Khandaq. Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan pasukan. 4. Meskipun Mekah telah ditaklukan, tetapi Bani ¢aqif di °aif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan °aif idak mau tunduk. Bahkan, mereka menyerang Mekah dan menuntut bela atas perusakan berhala-berhala. Dengan kekuatan pasukan, Nabi menyambut kedatangan pasukan Bani ¢aqif dan Bani Hawazin. Perang ini dikenal dengan Perang Hunain. 5. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikui Nabi Muhammad saw.. Perang ini melawan Raja Gasan yang telah membunuh secara sadis utusan yang membawa surat Nabi Muhammad saw. Peperangan ini terjadi di Mu’tah dan Nabi Muhammad saw. datang dengan membawa pasukan. 17Orang-orang Mekah telah membatalkan secara sepihak Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu Nabi berkhutbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Perisiwa ini dikenal dengan Fat¥u Makkah penaklukan Mekah. Evaluasi A. Uji Pemahaman Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini ! 1. Sebutkan isi Perjanjian Hudaibiyah! 2. Tuliskan lafa§ a§an! 3. Jelaskan isi khutbah wada’! 4. Jelaskan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun Nabi Muhammad saw. di Madinah! 5. Jelaskan latar belakang terjadinya Perang Tabuk! B. Releksi Berilah tanda checklist  yang sesuai dengan dorongan hai kamu menanggapi pernyataan-pernyataan yang tersedia ! No Pernyataan Kebiasaan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 1 Saat ada orang tua, saudara, atau teman yang sakit, saya segera membesuk. 2 Saat ada teman yang mendapat musibah, saya memberikan nasihat untuk bersabar. 3 Saat ada teman yang mendapat musibah, saya memberikan sumbangan. 184 Saya akif dalam seiap kegiatan kerja baki di sekolah. 5 Saya berusaha mengucapkan salam dan bertegur sapa keika berpapasan dan bertemu teman. 6 Saya berusaha untuk memaakan teman yang mengejek dan berlaku kasar kepada saya. 7 Saya bertutur kata lemah lembut kepada teman. 8 Saya berusaha membantu kesulitan teman. 9 Saya menghormai perbedaan pendapat. 10 Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin. 1keagamaan bangsa Arab. Bila Mekah dapat dikuasai, penyebaran Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat dilakukan. Kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah, kemungkinan besar orang-orang Quraisy, yang merupakan suku Nabi Muhammad saw. sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi Muhammad saw. bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah. Dua tahun Perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan posiif. Prestasi ini, menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, secara sepihak mereka membatalkan perjanjian tersebut. Nabi Muhammad saw. segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad saw. dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di semua sudut negeri dihancurkan. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. berkhutbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Dalam khutbah itu Nabi saw. menyatakan “siapa yang menyarungkan pedangnya ia akan aman, siapa yang masuk ke Masjidil Haram ia akan aman, dan siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan aman.” Setelah khutbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan menyatakan diri sebagai muslim. Sejak perisiwa itu, Mekah berada di bawah kekuasaan Nabi Muhammad saw. Keislaman penduduk Mekah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada suku-suku di berbagai pelosok Arab. Oleh karena itu, pada tahun ke-9 dan 10 Hijrah 630 – 631 M Nabi Muhammad saw. menerima berbagai delegasi suku-suku Arab sehingga tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan antarsuku telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan Arab pun terwujud. Nabi Muhammad saw. kembali ke Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat Arab yang telah memeluk Islam. Petugas keamanan dan para da’i dikirim ke daerah-daerah untuk mengajarkan Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian, Nabi saw. jatuh sakit, dan pada 12 Rabi’ul Awwal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M ia wafat di rumah istrinya, Aisyah. Akivitas 3 Setelah mempelajari perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw. periode Madinah di atas, analisislah sikap apa saja yang harus dicontoh atau diteladani dari perjuangan 2Menerapkan Perilaku Mulia Membangun dan Menjaga Persaudaraan Ukhuwah Persaudaraan ukhuwah merupakan hubungan atau pertalian antarmanusia yang diikat oleh sesuatu. Hubungan atau pertalian manusia yang diikat oleh hubungan darah disebut dengan hubungan kekeluargaan. Bila hubungan itu diikat oleh kesukuan disebut saudara sesuku dan bila diikat oleh kebangsaan disebut saudara sebangsa. Demikian pula, jika hubungan itu diikat oleh satu ideologi tertentu, hubungan itu disebut saudara seideologi. Sementara itu, hubungan yang diikat dengan agama disebut saudara seagama. Dalam konteks ini, kita mengenal persaudaraan keluarga, persaudaraan kesukuan, persaudaraan kebangsaan, persaudaraan keagamaan, dan persaudaraan kemanusiaan. Khusus persaudaraan antarumat Islam disebut dengan ukhuwah Islamiyah. Manusia akan menjadi manusia sempurna jika ia hidup di tengah-tengah manusia dan bergaul dengan manusia. Manusia dapat dan mampu berdiri tegak serta berjalan dengan dua kaki karena ia diajarkan oleh masyarakat manusia seperi itu. Bayangkan, jika sejak bayi kamu diasuh oleh seekor serigala pasilah kamu idak bisa tegak dan berjalan dengan dua kaki. Selain itu, idak seorang pun di dunia ini yang mampu memenuhi kebutuhannya dengan kemampuannya sendiri. Dengan demikian seiap orang amat bergantung pada orang lain. Untuk dapat memakan sepiring nasi dengan lauk-pauknya, seseorang membutuhkan petani, nelayan, pembuat piring, supir untuk mengangkut bahan-bahan pangan, kuli panggul, pedagang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hubungan kemanusiaan merupakan sebuah keniscayaan atau kepasian yang idak boleh diabaikan oleh siapapun. Dalam kehidupan bernegara, seiap orang harus berpikir untuk memberikan sesuatu dan mengambil peran dalam pembangunan negara sesuai dengan kedudukan dan kemampuan masing-masing. Jika idak, negara akan terbelakang dan hancur, bahkan menjadi permainan bangsa-bangsa lain. Sebagai pelajar, sumbangan kamu untuk negara adalah belajar dengan baik dan bersungguh-sungguh, mempersiapkan diri untuk melanjutkan estafet kepemimpinan negara. Sebab, bila iba waktunya, kamulah yang akan menentukan perjalanan negara, maju dan mundurnya negara. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, persiapkan dirimu, kumpulkan bekalmu ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, binalah mentalmu, asah jiwa kepemimpinanmu, dan tumbuhkan dan pupuklah rasa cintamu pada negara. Demikian pula halnya agama Islam. Kamulah generasi muda Islam yang diharapkan dapat menjadi pembela-pembela Islam. Menjadi mujahid-mujahid yang menawarkan keramahan, kemajuan, dan keselamatan kepada seluruh manusia dan alam semesta. Bersatu kita teguh dan bercerai kita rubuh. Ungkapan yang semakna dengan ini adalah bersatu itu rahmat dan berpecah belah itu azab. Ungkapan ini jelas sekali menganjurkan untuk selalu memperhaikan dan membangun persaudaraan 3lapang, berbagai kesulitan dapat diatasi, dan berbagai harapan, keinginan, serta tujuan dapat dicapai. Sebaliknya, perpecahan menyebabkan hidup menjadi sempit, berbagai kesulitan datang menghampiri, dan harapan, keinginan serta cita-cita sukar untuk diraih. Melalui persaudaraan, beban berat menjadi ringan, kesulitan menjadi kemudahan, keputusasaan menjadi harapan. Melalui persaudaraan, ketakutan dan kekerdilan dapat pula dihapuskan. Oleh karena itu, jalinlah ukhuwah, sambungkan tali persaudaraan sebanyak-banyaknya. Ingatlah ungkapan seribu teman itu sedikit dan satu musuh itu banyak. Menjalin persaudaraan berari menghapuskan atau menghilangkan permusuhan. Bermusuhan merupakan sikap tercela yang menimbulkan banyak kerugian. Sekarang, ingat-ingatlah apakah engkau mempunyai musuh? Jika punya, datanglah kepadanya dan mintalah maaf darinya serta ajaklah dia mengubur permusuhan dan mulailah menjalin persahabatan dengannya. Setelah itu, rasakanlah baik-baik, mana yang lebih enak bermusuhan atau bersahabat? Pasilah perasaanmu akan merasakan kelegaan dan kebahagiaan saat bersahabat. Persahabatan dan persaudaraan haruslah dibangun di atas prinsip kesetaraan dan persamaan. Dengan prinsip ini akan lahir sikap saling menghormai dan saling membela serta saling mendukung. Jadilah seperi sekumpulan semut. Seiap bertemu dengan temannya, mereka saling menyapa dan memberi salam, bekerja sama membangun tempat inggal, dan mengumpulkan bahan makanan. Janganlah kamu menjadi sekumpulan kepiing yang selalu saling menarik dan menjatuhkan jika ada temannya yang ingin naik/maju! Pernahkah kamu berkelahi dengan temanmu? Atau, pernahkah sekolahmu berkelahi tawuran dengan sekolah lain? Bayangkan apakah keuntungan yang kamu peroleh dari itu semua? Pasi idak kamu temukan keuntungannya sedikitpun. Malahan kamu akan melihat banyak sekali kerugian yang kamu peroleh. Tubuhmu luka-luka, sekolahmu rusak, berbagai fasilitas umum berantakan, jalanan menjadi macet, barang-barang orang hancur, dan ketenteraman masyarakat terganggu. Bahkan, mungkin pula kamu ditangkap polisi. Lebih jauh lagi, konsentrasimu terganggu dan cita-citamu idak tercapai. Orang tuamu pasi kecewa dan marah. Bahkan, negara akan kehilangan generasi potensial yang akan melanjutkan kejayaannya. Jadi, tersenyumlah kepada seiap orang. Jalinlah persahabatan dan persaudaraan sebanyak-banyaknya. Kamu pasi akan menemukan banyak keuntungan dan kemudahan. Ingatlah selalu keteladan yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad keika ia membangun Madinah. Ia persatukan suku Aus dan Khazraj, ia persaudarakan kaum Anśar dan Muhajirin, dan ia buat perjanjian damai dengan orang Yahudi Madinah serta dengan suku-suku yang ada di sekitar Madinah. Hasilnya, Nabi Muhammad saw. berhasil meraih kejayaan dan Islam pun memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru dunia. Itulah sebabnya Madinah diberi gelar munawwarah memancarkan cahaya/ 4bersinar sehingga ada yang menyebutnya dengan al-Madinah al-Munawwarah. Jadi, dengan persahabatan dan persaudaraan yang kukuh berbagai kesulitanmu akan hilang, duniamu menjadi lapang, dan bintang terang akan menghampirimu serta harapan dan cita-citamu akan tercapai. Rangkuman 1. Sesampainya di Madinah, Nabi langsung membangun masjid. Masjid ini berfungsi sebagai pusat peribadatan dan pemerintahan. 2. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah adalah mempersatukan suku Aus dan Khazraj serta mempersaudarakan orang Anśar Madinah dan Muhajirin Mekah. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. pun membuat perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi dan suku-suku yang berada di sekitar Madinah. Berkembangnya dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah menimbulkan kekhawairan orang-orang Quraisy. Karena itu, terjadilah Perang Badar. Peperangan ini terjadi pada 8 Ramaan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana Nabi dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900 – orang. Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan. Kekalahan dalam perang Badar semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Maka, pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke Madinah dengan membawa pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad saw. dengan sekitar pasukan. 3. Pada tahun ke-5 Hijrah, terjadilah Perang Ahzab/Khandaq. Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan pasukan. 4. Meskipun Mekah telah ditaklukan, tetapi Bani ¢aqif di °aif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan °aif idak mau tunduk. Bahkan, mereka menyerang Mekah dan menuntut bela atas perusakan berhala-berhala. Dengan kekuatan pasukan, Nabi menyambut kedatangan pasukan Bani ¢aqif dan Bani Hawazin. Perang ini dikenal dengan Perang Hunain. 5. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikui Nabi Muhammad saw.. Perang ini melawan Raja Gasan yang telah membunuh secara sadis utusan yang membawa surat Nabi Muhammad saw. Peperangan ini terjadi di Mu’tah dan Nabi Muhammad saw. datang dengan membawa pasukan. 5Orang-orang Mekah telah membatalkan secara sepihak Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu Nabi berkhutbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Perisiwa ini dikenal dengan Fat¥u Makkah penaklukan Mekah. Evaluasi A. Uji Pemahaman Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini ! 1. Sebutkan isi Perjanjian Hudaibiyah! 2. Tuliskan lafa§ a§an! 3. Jelaskan isi khutbah wada’! 4. Jelaskan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun Nabi Muhammad saw. di Madinah! 5. Jelaskan latar belakang terjadinya Perang Tabuk! B. Releksi Berilah tanda checklist  yang sesuai dengan dorongan hai kamu menanggapi pernyataan-pernyataan yang tersedia ! No Pernyataan Kebiasaan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 1 Saat ada orang tua, saudara, atau teman yang sakit, saya segera membesuk. 2 Saat ada teman yang mendapat musibah, saya memberikan nasihat untuk bersabar. 3 Saat ada teman yang mendapat musibah, saya memberikan sumbangan. 64 Saya akif dalam seiap kegiatan kerja baki di sekolah. 5 Saya berusaha mengucapkan salam dan bertegur sapa keika berpapasan dan bertemu teman. 6 Saya berusaha untuk memaakan teman yang mengejek dan berlaku kasar kepada saya. 7 Saya bertutur kata lemah lembut kepada teman. 8 Saya berusaha membantu kesulitan teman. 9 Saya menghormai perbedaan pendapat. 10 Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin. Disisi lain penduduk madinah memikul tanggung jawab bagi keselamatan rasulullah saw merupakan tanda yang bagi kelanjutan dakwah rasulullah saw. Karena atas taufik dan rahmat nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang meneladani perjuangan dakwah rasulullah saw di madinah ini. Dan abu bakar menuju tihama di dekat pantai laut merah. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena atas taufik dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya. Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini. Harapan kami semoga makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah ini menjadi lebih baik lagi. Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari. Bengkulu Tengah, Januari 2020 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan yang baik semestinya menjadi tempat ideal bagi kaum muslimin untuk dijadikan tempat tinggal. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pribadi dan perilaku seseorang. Orang yang tinggal di lingkungan yang baik akan memiliki karakter dan pribadi yang baik pula. Sementara orang yang hidup dan tinggal di lingkungan yang buruk, maka lambat atau cepat akan terpengaruh perilaku buruk dari lingkungannya. Orang yang baik adalah orang yang berada di lingkungan yang buruk, namun dia tidak begitu saja akan terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Bahkan lebih dari itu, ia akan berupaya mengubah lingkungan buruk tersebut menjadi lingkungan yang baik. Demikian halnya dengan Rasulullah SAW, Ia hidup dan tinggal di dalam lingkungan yang saat itu jauh dari peradaban. Lingkungan yang oleh para sejarawan disebut dengan lingkungan jahiliah. Ia lahir di tengah-tengah masyarakat yang sangat jauh dari nilai-nilai kesusilaan. Mabuk-mabukan, merampok, memperkosa, membunuh, berzina, dan bahkan mereka menyembah benda yang sama sekali tidak memberikan kebaikan buat mereka sendiri, yaitu berhala. Namun demikian, lingkungan yang buruk tersebut sama sekali tidak menjadikan Nabi Muhammad SAW terpengaruh karenanya. Ia bahkan menjadi orang yang sangat membenci perilaku jahiliah lingkungannya tersebut. Bahkan, tidak hanya membencinya, Nabi Muhammad SAW pun, berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat jahiliah agar meninggalkan perbuatan-perbuatan jahil tersebut. Keteladan Rasulullah SAW dalam membina lingkungannya, mestilah menjadi perhatian kaum muslimin sebagai umatnya. Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana sikap yang harus ditunjukkan oleh orang-orang yang beriman agar ia tidak ikut terbawa arus negatif lingkungan sekitarnya. Ia bahkan diwajibkan menjadi bagian perubahan positif bagi lingkungan sekelilingnya. Tentu saja hal tersebut memerlukan usaha-usaha cerdas agar mencapai hasil yang maksimal. Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah sesungguhnya adalah upaya cerdas beliau dalam membangun kekuatan dakwah yang lebih baik. Kekuatan dan strategi yang beliau bangun atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. mampu mengubah keadaan Mekah menjadi masyarakat yang hidup dalam kedamaian dan rahmat Allah SWT. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana perjuangan dakwah Rasulullah SAW di Madinah? 2. Bagaimana substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah? 3. Bagaimana strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah? BAB II PEMBAHASAN A. Memahami Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW 1. Hijrah Rasulullah SAW di Madinah Wafatnya istri tercinta Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib, yang selalu menjadi pembela utama dari ancaman para kafir Quraisy, beban Rasulullah SAW dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam makin berat. Di sisi lain, kesediaan penduduk Madinah Yașrib memikul tanggung jawab bagi keselamatan Rasulullah SAW merupakan tanda yang jelas bagi kelanjutan dakwah Rasulullah SAW. Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah SAW hijrah ke Madinah antara lain sebagai berikut. a. Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui Rasulullah SAW di bukit Aqaba. Mereka berikrar memeluk agama Islam. b. Pada tahun berikutnya, 622 M datang lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah yang terdiri atas suku Aus dan Khazraj yang pada awalnya mereka datang untuk melakukan ibadah haji, tetapi kemudian menjumpai Rasulullah SAW dan mengajak beliau agar hijrah ke Madinah. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Rasulullah SAW dan pengikutnya serta melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan istri mereka. Faktor lain yang mendorong Rasulullah SAW untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya Bani Hasyim dan Bani Mutolib. Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy mencakup hal-hal berikut. a. Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad SAW. b. Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim. c. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim. d. Musuh Nabi Muhammad SAW harus didukung dalam keadaan bagaimana pun. 2. Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW di Madinah Pemboikotan tersebut tertulis di atas kertas sahifah atau plakat yang digantungkan di dinding Ka’bah dan tidak akan dicabut sebelum Nabi Muhammad SAW menghentikan dakwahnya. Teks perjanjian tersebut disahkan oleh semua pemuka Quraisy dan diberlakukan dengan sangat ketat. Blokade tersebut berlangsung selama tiga tahun dan sangat dirasakan dampaknya oleh kaum Muslimin. Kaum Muslimin merasakan derita dan kepedihan atas blokade ekonomi tersebut. Namun, semua itu tidak menyurutkan kaum muslimin untuk tetap bertahan dan membela Rasulullah SAW. Setelah melalui pemikiran yang mendalam disertai perintah langsung dari Allah SWT. untuk berhijrah ke Madinah, disusunlah rencana Rasulullah SAW dan seluruh kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah dilakukan dengan perencanaan yang sangat matang. Kaum muslimin diperintahkan terlebih dahulu untuk menuju Madinah tanpa membawa harta benda yang selama ini menjadi milik mereka. Sementara Rasulullah SAW dan beberapa sahabat merupakan orang terakhir yang hijrah ke Madinah. Hal itu dilakukan mengingat begitu sulitnya beliau keluar dari pantauan kaum kafir Quraisy. B. Substansi Dakwah Nabi SAW di Madinah 1. Membina Persaudaraan antara Kaum Ansar dan Kaum Muhajirin Kehadiran Rasulullah SAW dan Kaum Muhajirin sebutan bagi pengikut Rasulullah SAW yang hijrah dari Mekah ke Madinah mendapat sambutan hangat dari penduduk Madinah Kaum Ansar. Mereka memperlakukan Nabi Muhammad SAW dan para Muhajirin seperti saudara mereka sendiri. Mereka menyambut Rasulullah SAW dengan kaum Muhajirin dengan penuh rasa hormat selayaknya seorang tuan rumah menyambut tamunya. Bahkan, mereka mengumandangkan syair yang begitu menyentuh kalbu. Bunyi syair yang mereka kumandangkan adalah seperti berikut. “Telah muncul bulan purnama dari Șaniyatil Wadai’, kami wajib bersyukur selama ada yang menyeru kepada Tuhan, Wahai yang diutus kepada kami. Engkau telah membawa sesuatu yang harus kami taati.” Sejak itulah, Kota Ya¡rib diganti namanya oleh Rasulullah SAW dengan sebutan “Madinatul Munawwarah”. Strategi Nabi mempersaudarakan Muhajirin dan Ansar untuk mengikat setiap pengikut Islam yang terdiri atas berbagai macam suku dan kabilah ke dalam suatu ikatan masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam. Rasulullah SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah Ibnu Zuhair Ja’far, Abi Ţalib dengan Mu’az bin Jabal, Umar bin Khaţţab dengan Ibnu bin Malik dan Ali bin Abi Ţalib dipilih untuk menjadi saudara beliau sendiri. Selanjutnya, setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan kaum Ansar dan persaudaraan itu dianggap seperti saudara kandung sendiri. Kaum Muhajirin dalam penghidupan ada yang mencari nafkah dengan berdagang dan ada pula yang bertani mengerjakan lahan milik kaum Ansar. Setelah kaum Muhajirin menetap di Madinah, Nabi Muhammad SAW mulai mengatur strategi untuk membentuk masyarakat Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan intimidasi. Pertalian hubungan kekeluargaan antara penduduk Madinah kaum Ansar dan kaum Muhajirin dipererat dengan mengadakan perjanjian untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non-muslim. Nabi Muhammad SAW juga mulai menyusun strategi ekonomi, sosial, serta dasar-dasar pemerintahan Islam. Kaum Muhajirin adalah kaum yang sabar. Meskipun banyak rintangan dan hambatan dalam kehidupan yang menyebabkan kesulitan ekonomi, namun mereka selalu sabar dan tabah dalam menghadapinya dan tidak berputus asa. Nabi Muhammad SAW dalam menciptakan suasana agar nyaman dan tenteram di Kota Madinah, dibuatlah perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjiannya ditetapkan dan diakui hak kemerdekaan tiap-tiap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya. Isi perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad SAW dengan kaum Yahudi sebagai berikut. a. Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin. b. Kedua belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. c. Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang memerangi mereka. d. Orang-orang Yahudi memikul tanggung jawab belanja mereka sendiri dan sebaliknya kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri. e. Kaum Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihati dan tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan keutamaan. f. Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. g. Kalau terjadi perselisihan di antara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawatirkan akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan, urusan itu hendaklah diserahkan kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. h. Siapa saja yang tinggal di dalam ataupun di luar Kota Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah SWT. menjadi pelindung bagi orang-orang yang baik dan berbakti. 2. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam a. Kebebasan Beragama Tujuan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah memberikan ketenangan kepada penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum Muslimin, Yahudi, dan Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW memberikan jaminan kebebasan beragama kepada Yahudi dan Nasrani yang meliputi kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah sesuai dengan agamanya, dan kebebasan mendakwahkan agamanya. Hanya kebebasan yang memberikan jaminan dalam mencapai kebenaran dan kemajuan menuju kesatuan yang integral dan terhormat. Menentang kebebasan berarti memperkuat kebatilan dan menyebarkan kegelapan yang pada akhirnya akan mengikis habis cahaya kebenaran yang ada dalam hati nurani manusia. Cahaya kebenaran yang menghubungkan manusia dengan alam semesta sampai akhir zaman, yaitu hubungan rasa kasih sayang dan persatuan, bukan rasa kebencian dan kehancuran. b. Azan, Salat, Zakat, dan Puasa Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, bila waktu salat tiba, orang-orang berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan trompet, seperti Yahudi, tetapi Nabi tidak menyukainya; lalu ada yang mengusulkan menabuh genta, seperti Nasrani. Menurut satu sumber atas usul Umar bin Khaţţab dan kaum muslimin serta menurut sumber lain berdasarkan perintah Allah SWT. melalui wahyu, panggilan salat dilakukan dengan azan. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid bin Sa’labah untuk membacakan lafaz azan kepada Bilal dan menyerukannya manakala waktu salat tiba karena Bilal memiliki suara yang merdu. Kewajiban salat yang diterima pada saat mi’raj, menjelang berakhirnya periode Mekah terus dimantapkan kepada para pengikut Nabi Muhammad SAW Sementara itu, puasa yang telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya, kini telah pula diwajibkan setiap bulan Ramadhan. Demikian pula halnya dengan zakat. Bahkan, setelah kekuasaan Islam berkembang ke seluruh jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW mengutus pasukannya ke negeri di luar Madinah untuk memungut zakat. c. Prinsip-prinsip Kemanusiaan Pada tahun ke-10 H 631 M Nabi Muhammad SAW melaksanakan haji wada’ haji terakhir. Dalam kesempatan ini, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbah yang sangat bersejarah. Ketika matahari telah tergelincir, dengan menunggang untanya yang bernama al-Qaswa’, Nabi Muhammad SAW berangkat dan tiba di lembah yang berada di Uranah. Di tempat ini, dari atas untanya Nabi Muhammad SAW memanggil orang-orang dan diulang-ulang panggilan itu oleh Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf. Setelah berucap syukur dan puji kepada Allah SWT., Nabi Muhammad SAW menyampaikan pidatonya. Khotbah Nabi SAW itu antara lain berisi larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak dan larangan mengambil harta orang lain dengan batil karena nyawa dan harta benda adalah suci; larangan riba dan larangan menganiaya; perintah untuk memperlakukan para istri dengan baik dan lemah lembut dan perintah menjauhi dosa; semua pertengkaran antara mereka di zaman jahiliah harus saling dimaafkan; balas dendam dengan tebusan darah sebagaimana berlaku dalam zaman jahiliah tidak lagi dibenarkan; persaudaraan dan persamaan di antara manusia harus ditegakkan; hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, mereka makan seperti apa yang dimakan tuannya dan berpakaian seperti apa yang dipakai tuannya; dan yang terpenting adalah umat Islam harus selalu berpegang kepada al-Qur’ān dan sunah. Badri Yatim, dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, menyimpulkan isi khotbah Nabi tersebut dengan menyatakan bahwa khotbah Nabi Muhammad SAW berisi prinsip-prinsip kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas. d. Mengajarkan Pendidikan Politik, Ekonomi, dan Sosial Dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia Sepanjang Sejarah, Michael H. Hart yang menempatkan Rasulullah SAW Nabi Muhammad SAW pada urutan pertama menyatakan bahwa beliau adalah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat berhasil, baik dalam hal keagamaan maupun keduniaan. Dalam urusan politik Rasulullah SAW menjadi pemimpin politik yang amat efektif. Hingga saat ini, empat belas abad pasca wafatnya, pengaruhnya sangat kuat dan merasuk. C. Strategi Dakwah Nabi SAW di Madinah 1. Meletakkan Dasar-dasar Kehidupan Bermasyarakat Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad SAW segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun Nabi adalah seperti berikut. a. Membangun masjid. Masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW tidak saja dijadikan sebagai pusat kehidupan beragama beribadah, tetapi sebagai tempat bermusyawarah, tempat mempersatukan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang kuat, dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan. b. Membangun ukhuwah Islamiyah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan Kaum Ansar Muslim Madinah dengan Kaum Muhajirin Muslim Mekah. Beliau mempertemukan dan mengikat Kaum Ansar dan Muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan kekerabatan. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW telah membangun sebuah ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata dikarenakan hubungan darah, tetapi oleh ikatan agama ideologi. c. Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang non-muslim. Untuk menjaga stabilitas di Madinah, Nabi Muhammad SAW menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Sebuah piagam pun dibuat yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan persamaan hak dan menjamin kebebasan beragama bagi orang-orang Yahudi. Setiap orang dijamin keamanannya dan diberikan kebebasan dalam hak-hak politik dan keagamaan. Setiap orang wajib menjaga keamanan Madinah dari serangan luar. Dalam piagam itu dicantumkan pula bahwa Nabi Muhammad SAW menjadi kepala pemerintahan dan karena itu otoritas mutlak diserahkan kepada beliau. Terbentuknya negara Madinah membuat Islam makin kuat. Pada sisi lain, timbul kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di kalangan Quraisy dan musuh-musuh Islam lainnya. Kenyataan ini mendorong orang Quraisy dan yang lainnya melakukan berbagai macam bentuk ancaman dan gangguan. Untuk itu, Nabi Muhammad SAW mengatur siasat dan membentuk pasukan perang serta mengadakan perjanjian dengan berbagai kabilah yang ada di sekitar Madinah. Upaya kaum muslimin mempertahankan Madinah melahirkan banyak peperangan. Berikut diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-musuh mereka. a. Perang Badar Perang Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. Perang ini berlangsung antara kaum muslimin melawan musyrikin Quraisy. Peperangan ini terjadi pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana, Nabi Muhammad SAW dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara orang. Dalam peperangan ini, Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan. Setelah kemenangan ini, salah satu suku Badui yang kuat tertarik untuk mengikat perjanjian damai dengan Nabi Muhammad SAW Tak lama kemudian, Nabi menyerang suku Yahudi Madinah dan Qainuqa’ yang turut berkomplot dengan orang Quraisy Mekah. Orang-orang Yahudi ini akhirnya meninggalkan Madinah dan menetap di Aḍri’at, perbatasan Syria. b. Perang Uhud Kekalahan dalam Perang Badar makin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Pada tahun ke-3 Hijrah, mereka berangkat ke Madinah dengan membawa pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad SAW dengan sekitar pasukan. Ketika pasukan Nabi Muhammad SAW melewati batas kota, Abdullah bin Ubay menarik 300 pasukan yang terdiri atas orang Yahudi dan kembali ke Madinah. Dengan pasukan yang masih tersisa 700 orang, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan. Pasukan Nabi Muhammad SAW dan pasukan Quraisy bertemu di Bukit Uhud. Perang besar pun berkobar. Mula-mula pasukan berkuda Khalid bin Walid gagal menembus dan menaklukkan pasukan pemanah Nabi. Pasukan Quraisy kocar-kacir. Namun, kemenangan yang sudah di ambang pintu gagal diraih karena pasukan Nabi Muhammad SAW, termasuk pasukan pemanah, tergoda oleh harta peninggalan musuh. Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang; pasukan pemanah dapat dilumpuhkan dan satu per satu pasukan Nabi berguguran di medan pertempuran. Dalam pertempuran ini, sekitar 70 orang pasukan Nabi gugur sebagai syuhada’. Setelah peperangan ini, Nabi Muhammad SAW menindak tegas Abdullah bin Ubay dan pasukannya. Bani Nadir, satu dari dua suku Yahudi Madinah yang berkomplot dengan Abdullah bin Ubay, diusir dari Madinah. Kebanyakan mereka pergi dan menetap di Khaibar. c. Perang Ahzab/Khandaq Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan pasukan. Pasukan ini berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam menggali parit untuk pertahanan. Oleh karena itu, perang ini disebut dengan Perang Khandaq Parit. Selain itu, peperangan ini disebut dengan Perang Ahzab sekutu beberapa suku karena Bani Nadir orang Yahudi yang terusir dari Madinah, musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang masih musyrik berkomplot melawan pasukan Islam. Pasukan musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan oleh parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah badai kencang menerpa dan memorak-porandakan kemah-kemah mereka. Kenyataan ini memaksa pasukan Ahzab menghentikan pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa mendapat hasil apa pun. Dalam suasana kritis, orang-orang Yahudi dan Bani Quraizah di bawah pimpinan Ka’ab bin Asad melakukan pengkhianatan. Setelah musuh menghentikan pengepungan dan meninggalkan Madinah, para pengkhianat itu dihukum mati. d. Perang Hunain Meskipun Mekah telah ditaklukkan, tidak semua suku Arab bersedia tunduk kepada Nabi Muhammad SAW. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi Muhammad SAW, yaitu Bani Ţaqif di Ţaif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan Ţaif. Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad SAW dengan alasan menuntut balas atas berhala-berhala mereka yang ada di Ka’bah yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika penaklukan Mekah. Dengan kekuatan pasukan di bawah pimpinan Nabi Muhammad SAW, tentara Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat Nabi Muhammad SAW dan pasukannya dapat menumpas pasukan musuh. Dengan takluknya Bani Ţaqif dan Bani Hawazin, seluruh jazirah Arab di bawah kekuasaan Nabi Muhammad SAW. e. Perang Tabuk Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Nabi Muhammad SAW. Perang ini terjadi karena kecemburuan dan kekhawatiran Heraklius atas keberhasilan Nabi Muhammad SAW menguasai seluruh jazirah Arab. Untuk itu, Heraklius menyusun kekuatan yang sangat besar di utara Jazirah Arab dan Syria yang merupakan daerah taklukan Romawi. Dalam pasukan besar ini bergabung Bani Gassan dan Bani Lachmides. Menghadapi peperangan ini, banyak sekali kaum muslimin yang “mendaftar” untuk turut berperang. Oleh karena itu, terhimpun pasukan yang sangat besar. Melihat besarnya jumlah tentara Islam, pasukan Romawi menjadi ciut nyalinya dan kemudian menarik diri, kembali ke negerinya. Nabi Muhammad SAW tidak melakukan pengejaran, tetapi berkemah di Tabuk. Dalam kesempatan ini, Nabi membuat perjanjian dengan penduduk setempat. Dengan demikian, wilayah perbatasan itu dapat dikuasai dan dirangkul masuk dalam barisan Islam. 2. Surat Nabi Muhammad SAW kepada Para Raja Gencatan senjata antara Nabi Muhammad SAW dan musyrikin Quraisy telah memberi kesempatan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melirik negeri-negeri lain sambil memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad SAW adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Di antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad SAW adalah raja Gassan, Mesir, Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satu pun dari raja-raja tersebut menyambut dan menerima ajakan Nabi Muhammad SAW. Semuanya menolak dengan cara yang beragam. Ada yang menolak dengan baik dan simpati dan ada pula yang menolak dengan kasar seperti yang dilakukan oleh Raja Gassan. Ia tidak sekadar menolak, bahkan utusan Nabi Muhammad SAW ia bunuh dengan kejam. Untuk membalas perlakuan Raja Gassan, Nabi Muhammad SAW menyiapkan orang pasukan. Peperangan terjadi di Mu’tah, sebelah utara Jazirah Arab. Pasukan Islam kesulitan menghadapi tentara Raja Gassan yang dibantu oleh Romawi. Beberapa orang pasukan muslim gugur sebagai syuhada’ dalam pertempuran itu. Melihat kenyataan ini, komandan pasukan, Khalid bin Walid menarik pasukannya dan kembali ke Madinah. 3. Penaklukan Mekah Pada tahun ke-6 Hijrah, ketika haji telah disyariatkan, Nabi Muhammad SAW dengan orang kaum muslimin berangkat ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Karena itu, Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian ihram dan tanpa senjata. Sebelum sampai di Mekah, tepatnya di Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekah. Sambil menunggu izin untuk masuk ke Mekah, Nabi SAW dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin tidak mendapat izin memasuki Mekah dan akhirnya dibuatlah Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu 1 kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai tahun depan, 2 lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja, 3 kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekah yang melarikan diri ke Madinah. Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang kembali ke Mekah, 4 selama sepuluh tahun dilakukan gencatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekah, dan 5 tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum muslimin, bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan. Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai Mekah kembali terbuka. Ada dua faktor yang mendorong Nabi Muhammad SAW untuk menguasai Mekah. Pertama, Mekah adalah pusat keagamaan bangsa Arab. Apabila Mekah dapat dikuasai, penyebaran Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat dilakukan. Kedua, orang-orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar. Dengan dikuasainya Mekah, kemungkinan besar orang-orang Quraisy, yang merupakan suku Nabi Muhammad SAW sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi Muhammad SAW bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam kesempatan ini banyak penduduk Mekah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang diperoleh oleh penduduk Madinah. Dua tahun Perjanjian Hudaibiyah berlangsung, dakwah Islam telah menjangkau seluruh Jazirah Arab dan mendapat tanggapan positif. Prestasi ini, menurut orang Quraisy, dikarenakan adanya Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, secara sepihak mereka membatalkan perjanjian tersebut. Nabi Muhammad SAW segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di semua sudut negeri dihancurkan. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW berkhotbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Dalam khotbah itu Nabi Muhammad SAW menyatakan “siapa yang menyarungkan pedangnya ia akan aman, siapa yang masuk ke Masjidil Haram ia akan aman, dan siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan ia juga akan aman.” Setelah khotbah itu, penduduk Mekah datang berbondong-bondong dan menyatakan diri sebagai muslim. Sejak peristiwa itu, Mekah berada di bawah kekuasaan Nabi Muhammad SAW. Keislaman penduduk Mekah memberikan pengaruh yang sangat besar kepada suku-suku di berbagai pelosok Arab. Oleh karena itu, pada tahun ke-9 dan ke-10 Hijrah 630–631 M Nabi Muhammad SAW menerima berbagai delegasi suku-suku Arab sehingga tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Sejak itu, peperangan antarsuku telah berubah menjadi saudara seagama dan persatuan Arab pun terwujud. Nabi Muhammad SAW kembali ke Madinah. Ia mengatur organisasi masyarakat Arab yang telah memeluk Islam. Petugas keamanan dan para dai dikirim ke daerah-daerah untuk mengajarkan Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian, Nabi Muhammad SAW jatuh sakit, dan pada 12 Rabiul Awwal 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M ia wafat di rumah istrinya, Aisyah. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad SAW langsung membangun masjid. Masjid ini berfungsi sebagai pusat peribadatan dan pemerintahan. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Madinah adalah mempersatukan suku Aus dan Khazraj serta mempersaudarakan orang Ansar Madinah dan Muhajirin Mekah. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW pun membuat perjanjian damai dengan orang-orang Yahudi dan suku-suku yang berada di sekitar Madinah. Berkembangnya dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah menimbulkan kekhawatiran orang-orang Quraisy. Karena itu, terjadilah Perang Badar. Peperangan ini terjadi pada 8 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah. Dengan perlengkapan yang sederhana Nabi Muhammad SAW dengan 305 orang pasukannya berangkat ke luar Madinah. Kira-kira 120 km dari Madinah, tepatnya di Badar pasukan Nabi Muhammad SAW bertemu dengan pasukan Quraisy berjumlah antara 900– orang. Dalam peperangan ini, Nabi dan kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan. Kekalahan dalam perang Badar semakin menimbulkan kebencian Quraisy kepada kaum Muslimin. Karena itu, mereka bersumpah akan menuntut balas kekalahan tersebut. Pada tahun ke-3 Hijrah mereka berangkat ke Madinah dengan membawa pasukan berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi Muhammad SAW dengan sekitar pasukan. Pada tahun ke-5 Hijrah, terjadilah Perang Ahzab/Khandaq. Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan pasukan. Meskipun Mekah telah ditaklukkan, tetapi Bani Ţaqif di Ţaif dan Bani Hawazin di antara Mekah dan Ţaif tidak mau tunduk. Bahkan, mereka menyerang Mekah dan menuntut bela atas perusakan berhala-berhala. Dengan kekuatan pasukan, Nabi Muhammad SAW menyambut kedatangan pasukan Bani Ţaqif dan Bani Hawazin. Perang ini dikenal dengan Perang Hunain. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Nabi Muhammad SAW. Perang ini melawan Raja Gasan yang telah membunuh secara sadis utusan yang membawa surat Nabi Muhammad SAW Peperangan ini terjadi di Mu’tah dan Nabi Muhammad SAW datang dengan membawa pasukan. Orang-orang Mekah telah membatalkan secara sepihak Perjanjian Hudaibiyah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW segera berangkat ke Mekah dengan orang tentara. Tanpa kesulitan, Nabi Muhammad SAW dan pasukannya memasuki Mekah dan berhala-berhala di seluruh sudut negeri dihancurkan. Setelah itu Nabi berkhotbah memberikan pengampunan bagi orang-orang Quraisy. Peristiwa ini dikenal dengan Fatdu Makkah penaklukan Mekah. B. Saran Melalui persaudaraan, ketakutan, dan kekerdilan dapat pula dihapuskan. Oleh karena itu, jalinlah ukhuwah, sambungkan tali persaudaraan sebanyak-banyaknya. Ingatlah ungkapan seribu teman itu sedikit dan satu musuh itu banyak. DAFTAR PUSTAKA Kementerian Agama RI. 2011. Islam Rahmatan Lil’alamin. Jakarta Kementerian Agama RI. Kementerian Agama RI. 2012. Tafsir al-Qur’ān Tematik. Jakarta Kementerian Agama RI. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Khairiyah, Nelty & Zen, Endi Suhendi. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. .
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/325
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/142
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/254
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/293
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/135
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/191
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/123
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/179
  • v6sv6ni6mr.pages.dev/2
  • meneladani perjuangan dakwah rasulullah di madinah